4.Tragedi kamar mandi sekolah

299 46 2
                                    

Ini buat yang baca tapi gak komen atau vote :

          |\_/|
          (-_-)
       🔨 <)

Selamat membaca!

Tinggalkan jejak ya😻

Pukul 11:00 Vir sudah kembali ke kelas, sekarang mata pelajaran matematika, salah satu mapel favorit Nai.

Vir pun sebenarnya tidak bodoh-bodoh amat, dia hanya sering malas.

"Anak-anak sebelumnya saya minta maaf, karena saya tidak bisa berada disini sampai jam pelajaran berakhir," belum selesai Pak Edo bicara, Ali sudah teriak lantang.

"Alhamdulilah." teriak Ali semangat.

"Tapi bapak kasih tugas, kerjakan soal. Sedikit cuma dari halaman 30 sampai 34. Harus selesai hari ini!," lanjut pak Edi.

"Astagfirullah." celetuk Ali lagi.

Vir yang duduk disamping Ali tertawa puas.

"Oh iya, gak usah minta contekan ya. Kata lu kemarin kan hari ini gak ada ulangan."

Vir menggeser tubuh nya menjauh 10 centi dari Ali, dengan senyum menyebalkan.

"Baperan amat jadi manusia, ya kan siapa yang tahu hari ini ada ulangan Vir?" Ali memohon dengan wajah memelas.

"Vir! heh!" Vir pura-pura tak mendengar Ali, ia mulai sibuk mengerjakan, menit ini mood nya cukup membaik setelah melihat Nai tadi. Vir sesekali memutar bola matanya, melihat Nai beberapa detik, lalu kembali mengerjakan soal.

***
Pukul 19:30 di madrasah samping sekolah Parahyangan. Beberapa anggota rohis yang menjadi panitia acara terlihat sibuk mengatur persiapan lomba malam ini.

Tak terkecuali Vir, cowok itu juga sibuk membungkus kotak-kotak hadiah.

"Vir, hubungin Nai coba, kok dia belum dateng," ucap Aldo menghampiri Vir.

Ah iya, Vir pun baru sadar sejak 30 menit lalu Vir disini ia tak melihat Nai.

"Bentar." Vir menekan-nekan ponselnya beberapa saat, sampai terdengar bunyi
tut.. tut... tut..

Beberapa detik menanti panggilannya di angkat, dan tidak ada jawaban.

"Padahal aktif, tapi gak di angkat." Vir memperlihatkan layar ponselnya pada Aldo.

"Lagi siap-siap mungkin, jangan di telfon lagi takut ganggu dia," perintah Aldo sambil melangkah meninggalkan Vir.

"Lah ngatur," jawab Vir pelan, pelan sekali hanya Vir yang bisa mendengarnya.

Plak!

Pukulan cukup keras mendarat di bahu Vir.

"Dih, ngapain kesini si Jamal?" ucap Vir asal.

"Panggil Ali aja bisa gak? Abah gue denger kena tabok lu!" jawab Ali ketus.

"Ngapain kesini ngapain, gue gak lagi ngebahas nama lu?"

"Gue ikut lomba MTQ." Ali membenarkan peci hitamnya.

"Dih, gak akan menang juga ngapain coba?" Vir menyeringai, sambil memiringkan peci Ali yang sudah dibetulkan tadi.

"Diem Vir, gue latihan dari dua minggu yang lalu, pasti menang!" Ali kembali memperbaiki peci hitamnya.

"Taruhan mau?" tanya Vir.

"Kagak!" tolak Ali cepat.

"Dih takut?"

"Temen Nai bukan?" seorang cowok tiba-tiba menghampiri Vir. Sebentar, Vir tahu sosok cowok itu, Vir pernah bertemu sebelumnya.

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang