21. Teman?

120 21 0
                                    

Hai selamat siang

Part 21 yang lebih seru udah up nih

Siapkan camilan biar enggak kelaparan selama membaca

Oke happy reading semoga suka❤

Farhan masih sibuk mengenakan helm dan memakirkan motor. Vir mempercepat langkah menuju motor Farhan.

"Woy sipit!" di panggilan kesekian akhirnya Farhan menoleh, bukan karena merasa terpanggil tapi penasaran siapa yang berteriak terus menerus di parkiran?

Farhan menunjuk dirinya, seolah bertanya 'saya?' "Iya!" jawab Vir dengan napas tersenggal.

"Kenapa dek?" Farhan membuka kembali helm yang ia kenakan tadi.

"Hm, lumayan ganteng, patut di waspadai kalau deket-deket Nai." ucap Vir sangat pelan.

"Emm, boleh tanya kak?" Vir selangkah mendekati Farhan.

"Silahkan." respon Farhan seadanya.

"Kak sipi- eh maksudnya kak Farhan siapa nya Nailah ya?" tanya Vir tanpa basa basi, Vir sangat berharap orang di hadapannya adalah kakak Nai atau sepupu Nai yang penting ada ikatan saudara, dengan begitu Vir tidak takut Farhan menjadi salah satu pesaingnya.

"Bukan siapa-siapa."

Vir manggut-manggut, Farhan harus di waspadai. Mengingat bagaimana tadi Vir melihat Farhan berbicara akrab dengan Sela dan Nailah.

"Eh iya lupa, kenalin aku Vir, siswa teladan Parahyangan. Murid yang enggak pernah berkelakuan. Tampan dan banyak di kagumi siswa dan siswi juga guru Parahyangan." Vir menjulurkan tangan sembari terseyum manis.

"Senang bisa berkenalan dengan kamu." Farhan lagi-lagi terseyum sampai hampir tertutup matanya.

"oke kak, saya duluan." Vir pergi begitu saja setelah pamit.

"Lah?" Farhan masih bingung dengan ketidak jelasan lelaki itu, datang tiba-tiba lalu bertanya hal yang sama sekali tidak penting, lantas memperkenalkan diri lalu pamit.

"Aneh." Ucap Farhan sambil menyeringai, lalu kembali memakai helm full face yang ia lepas tadi.

***
Vir membonceng Ali menuju Caffe Young, memberikan tumpangan pada karyawan sekaligus sahabatnya itu.

"Bos macam apa gue? baik banget sampe jemput karyawannya." Vir membuka suara saat mereka tiba di parkiran Caffe Young.

"Karyawan macam apa gue? datang tiga jam sebelum jam kerja cuma buat nemenin bosnya main PS." balas Ali sengit, kemudian masuk ke dalam cafe.

Ali memperhatikan salah satu karyawan perempuan yang seumuran dengannya, Ali menatapnya kagum, perempuan itu kerja dengan cekatan, dia masuk sekitar seminggu yang lalu.

Ali menatap name tag pada seragam kerja perempuan itu 'Arumi'. "Karyawan baru ya? Kenalin Muhammad Ali karyawan di sini juga." Ali mengulurkan tangan.

"Arumi." balasnya singkat, kemudian pergi menuju dapur.

"Wah, ada alasan semangat kerja nih." Ali menyeringai.

"Jangan modus! Gue sangat melarang karyawan di sini menjalin hubungan khusus dengan karyawan lain. Sangat mengganggu kinerja." Vir menepuk pundak Ali pelan.

Ali memasang wajah datar, menatap Vir dengan menyipitkan matanya.

"Bukankah kita juga ada hubungan khusus, hm?" refleks Vir melepas tangannya yang menempel di pundak Vir.

"Sembarangan! hubungan apa jamal?" tanya Vir heboh sambil melotot.

"Kalau lo anggap Abah kayak Ayah, berarti lo anggap gue sebagai adik atau kakak. Itu adalah hubungan khusus, iya enggak Abang Vir?" Ali mengangkat alis sebelah.

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang