33. Pertolongan Sang Papa

90 17 3
                                    

Hai👋

Gak kerasa udah 33 part, udah setengahnya lebih dari kesuruhan^^

Semoga kalian tetap setia sampe ending ya❤

Selamat membaca , semoga suka, dan silakan tinggalkan jejak kalian wahai para pembaca><

Mari kita bacaaaa!

________________________________

Nai telah menyelesaikan separuh, dari 150 soal.
Nai memijat keningnya pelan, berusaha fokus. Sela sudah menunggu di luar ruangan sejak 15 menit yang lalu.

Nai melirik Sela sekilas, terlihat Sela mengacungkan kepalan tangan ke udara. Nai terkekeh dan melanjutkan kegiatannya.

Waktu berlalu cepat, "Waktu tinggal 10 menit lagi, bagi yang belum selesai silakan segera, bagi yang telah selesai silakan periksa ulang dan boleh meninggalkan ruangan," ucap pengawas di ruangan itu.

Nai menatap setiap soal dengan tajam, memastikan semuanya telah terjawab dengan benar. Setelah yakin, Nai maju ke depan dan menyimpan kertas jawabannya.

"Kantin yuk?" ajak Sela, sambil menguap. Mengisi soal-soal tadi benar-benar menguras otak dan tenaga.

"Hm." Nai berdehem singkat, lalu mengikuti langkah Sela.

"Emang tahu kantinnya dimana?" tanya Nai, membuat langkah Sela terhenti.

"Ya ampun Nai, ini banyak orang loh kita bisa tanya."

Sela celingak celinguk, mencari kira-kira siapa yang bisa di tanya.

Mata Sela terhenti pada seorang lelaki, menggunakan celana hitam dan kemeja putih tengah duduk di bawah pohon. Rambutnya bergerak-gerak, terkena angin.

"Wah, bentar Nai." Sela berjalan kearah lelaki itu, Nai hanya menyimak.

Tiga menit, Sela kembali lagi pada Nai.

"Kesana!" Sela dan Nai putar balik, menuju kantin yang arahnya di beritahu lelaki tadi.

"Dia satu jurusan sama kamu," tutur Sela, sambil melihat ke kanan dan ke kiri.

"Hm." Nai berdehem, entah tidak tertarik dengan apa yang Sela bicarakan, atau mengantuk.

Keduanya sampai di kantin, belum memesan apa pun. Masih melihat-lihat menu. Nai akhirnya mengambil teh dingin diikuti Sela mengambil yoghurt.

"Masih ada satu jam sebelum wawancara, kita mau ngapain?" tanya Sela yang sudah duduk di hadapan Nai.

"Makan." Nai menjawab kemudian meminum teh nya.

"Makan disini? Keluar yuk?" pinta Sela.

"Boleh." Nai mengangguk setuju.

Setelah memutuskan, Sela dan Nai setuju makan nasi padang. Tidak jauh, ada di sebrang Universitas Garuda.

Otak-otak, rendang, di tambah ikan gurame menjadi santapan mereka siang ini.

Tidak banyak mengobrol,keduanya sibuk dengan santapan masing-masing.

Sela melihat disamping meja ada koran, iseng Sela membacanya. Sudah lama sekali, dia tidak membaca koran, semua berita lebih sering ia dapatkan lewat internet.

"Sedang tawuran di pertigaan Jl. Abu, Geng yang Meresahkan Masyarakat Akhirnya tertangkap, Dua Orang yang Tertangkap Polisi Memberi Alamat Markasnya."

"Wah!" seru Sela seperti sedang kaget.

"Nai? Pernah denger Black Panther gak?" tanya Sela, yang tak mengalihkan tatapan dari koran itu.

"Macan Kumbang?" Nai bertanya balik.

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang