"Saya tak menyangka ternyata Tuan akan melakukan ini?" tanya Lina sambil mengancingkan bajunya kembali.
"Pokoknya ingat!" tatap Ruki tajam ke arah Lina.
"Iya, Tuan" jawab Lina singkat sambil tersenyum.
"Sebaiknya kita segera kembali...." usul Ruki yang tengah terengah-engah.
"Iya Tuan, saya tak ingin Tuan Yuki dan Tuan Yori semakin bingung dan khawatir" balas Lina kemudian.
Mereka berdua kemudian segera berjalan ke tempat awal dimana mereka menunggu tadi. Dari kejauhan sudah tampak akan keberadaan Yori dan Yuki.
"Ka-kalian...." panggil Yori setengah berteriak setelah melihat Lina dan Ruki yang mulai mendekat ke arah mereka.
"Apa kalian tidak mendengar perkataanku tadi? sudah kubilang kan jangan kemana-mana, aku sangat khawatir dengan kalian" ujar Yori yang masih kesal.
"Apa yang terjadi, kalian tidak apa-apa kan?" lanjut Yori lagi.
"Maafkan aku teman-teman, ini adalah salahku."
"Eee.. aku terpaksa pergi sebentar dari tempat ini karena ingin buang air kecil. Kepanikan yang sudah terjadi dari tadi pagi membuatku sudah tidak bisa menahannya, hehehehe..." kata Ruki meminta maaf sambil menggaruk-garuk kepala.
"Emm.. tidak, ini salah saya, Tuan. Tuan Ruki sudah menyuruh saya untuk tinggal disini. Namun karena Tuan Ruki lama dan tak kunjung kembali, saya khawatir dan akhirnya memutuskan untuk pergi. Maafkan saya karena sudah bertindak sendiri" ucap Lina yang turut meminta maaf.
"Tidak Lina, kamu tidak perlu disalahkan....." balas Ruki.
"Sudah-sudah, tidak perlu berdebat seperti ini. Yang penting, kita sudah berkumpul dengan selamat sekarang" balas Yori.
"Hehehe... kakak benar, sebaiknya kita segera makan saja. Sebenarnya kami tidak menemukan banyak makanan, hanya beberapa buah-buahan saja" ujar Yuki yang sudah mulai tenang, tidak seperti saat dia pergi tadi.
"Apa buah-buahan ini aman? Aku belum pernah melihat buah yang seperti ini" tunjuk Ruki pada salah satu buah yang berbentuk seperti buah cheri.
"Sepertinya aman, aku melihat beberapa burung memakan buah ini. Jadi aku pikir ini aman untuk manusia" balas Yuki.
"Burung? Jadi... di hutan ini banyak hewan juga?" timpal Ruki.
"Yahhh... aku melihat ada beberapa burung yang cukup besar. Selain itu hewan-hewan kecil seperti tupai pun aku sempat melihatnya. Kalau soal hewan besar atau hewan buas, kami belum mengetahuinya. Satu hal yang cukup positif adalah..... aku mendengar suara gemercik air. Jadi aku berharap itu adalah sungai atau sumber air yang bisa kita manfaatkan untuk minum ataupun mendapatkan ikan jika beruntung" terang Yuki.
"Kau benar. Kita tidak bisa makan buah-buahan seperti ini terus. Kita butuh tenaga untuk bisa bertahan hingga esok pagi dalam menemukan lapangan 8. Padahal saat ini, matahari hampir berada tepat di atas kepala kita. Masih cukup lama bagi kita untuk berada di hutan ini, tapi waktu menjadi terlalu singkat jika harus menemukan lapangan 8" balas Ruki.
"Baiklah, soal itu kita bahas nanti dulu. Sebaiknya kita makan dulu buah-buahan ini" usul Yuki.
Ruki, Yuki dan Yori segera mengambil beberapa buah-buahan yang ada disitu.
"Aku harap ini bisa sedikit mengganjal perut kita, maklum tidak banyak buah yang bisa kami temukan. Kami bisa saja pergi sedikit menjauh untuk mencari makanan, namun kami tidak ingin pergi jauh-jauh dari tempat ini dahulu. Aku pikir tidak terlalu aman kondisi saat ini" lanjut Yuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah/Neraka
Teen Fictionsekolah apa ini? Bukankah ini sekolah terbaik? Kenapa jadi seperti ini? Ruki benar- benar kaget melihat keadaan sekolah barunya. Sekolah dengan berbagai macam intimidasi dan penyiksaan. Sekolah dimana muridnya memiliki poin yang disematkan. Semakin...