Club Novel dan Sastra

598 40 0
                                    

"A-apa maksudmu, Neo?" tanya Ruki yang terkejut.

"Orang itu yang mengambil game boyku." tunjuk Neo lagi.

"Game boy yang kamu ceritakan di asrama?" tanya Ruki lagi.

"Tentu saja, dialah yang merebut game boyku, serta menghancurkan gelas dan kaus Bulbasaurku, di-dia juga yang membuang PokeDeckku." kata Neo berapi api.

"Sepertinya anak itu anggota club Novel dan Sastra." ujar Ruki.

"I-iya, benar."

"Kalau begitu, aku daftar dulu Neo." kata Ruki sambil hendak melangkah.

"Tu-tunggu dulu!!" cegah Neo.

"Ada apa Neo, biarkan aku mendaftar sebentar."

"Bukan itu maksudku."

"Lalu apa?" tanya Ruki.

"Aku juga ingin masuk Club Novel dan Sastra." seru Neo.

"Ehhhhhh." kata Ruki kaget.

"Apa yang kamu lakukan, apa kamu yakin?" tanya Ruki ragu.

"Tentu saja, aku harus mengambil Game Boyku yang tersisa." jelas Neo.

"Bukankah katamu, dengan masuk club, ada kesempatan untuk mengalahkannya, dengan begitu aku dapat merebut game boyku kembali." lanjut Neo lagi.

"Hufft." Ruki menghela napas.

"Ada apa Ruki?"

"Makanya tadi aku tanya, apa kamu yakin, maksudku, apa kamu yakin bisa bertahan di club Novel dan sastra Neo?"

"So... Soal itu..."

"Bukannya aku meremehkanmu Neo, aku saja yang hobi dengan tulis menulis masih saja ragu dan khawatir tidak bisa bertahan." jelas Ruki.

"Ta... Tapiii..." keluh Neo.

Ruki kemudian menatap Neo. Ia meletakkan tangannya di bahu Neo.

"Tenang saja Neo, kamu tidak perlu memaksakkan diri, seperti yang pernah ku katakan di asrama, aku akan menjadi sahabatmu, oleh karena itu, akan aku rebut game boymu dari anak itu." kata Ruki tersenyum.

"Ta-tapi Ruki." ujar Neo ragu.

"Tenang saja, serahkan padaku." kata Ruki lagi sambil tersenyum.

Ruki melepaskan tangannya dari bahu Neo. Namun tiba-tiba Neo mencengkram tangan Ruki.

"Tidaaakkk!!!" teriak Neo.

"Neo?" kaget Ruki.

"Tidak Ruki, aku tidak bisa lari lagi, aku harus melakukannya sendiri."

"Tapi kamu bisa..." kata Ruki.

"Aku tidak peduli." potong Neo semangat.

"Neo...?"

"Aku tidak peduli Ruki, selama ini aku sudah terlalu banyak menghindar dan menerima kesakitan yang luar biasa. Aku tidak bisa seperti ini terus, aku harus melawan. Aku tidak bisa membiarkan orang yang telah menghancurkan dan merebut hal-hal yang kusayangi begitu saja. Aku tidak boleh lari lagi Ruki. Aku tidak bisa menyerahkannya kepada orang lain, aku ingin melakukannya sendiri Ruki..." kata Neo teguh.

Ruki melihat semangat serta keberanian yang ditunjukkan Neo. Ia seperti mengerti perasaan yang saat ini sedang Neo alami. Ia mengerti tekad Neo.

"Baiklah, jika itu maumu." kata Ruki.

"Terima kasih." jawab Neo.

"Tapi degan satu syarat, kamu harus menarik salah satu kalimatmu barusan."

Sekolah/NerakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang