Ruki, Neo dan Ayane sedang berjalan menuju ke Asrama. Mereka bertiga hanya saling terdiam satu sama lain. Mereka berkutat dengan pikiranya masing masing tentang masalah yang membelit. Namun, keheningan itu akhirnya terpecah saat Neo bertanya.
"Ehhh... Apa kalian tahu, di mana tempat makan nya?"
"Ya tentu saja ada di ruang makan." jawab Ruki seadanya.
"Ya aku tahu itu, maksudku di mana letak pastinya?" tanya Neo kesal sambil melewati gerbang perak Asrama Stella.
"Sudah tidak usah ribut terus, aku tahu tempatnya, ikuti aku saja." jawab Ayane melerai mereka.
"Kamu sudah tahu banyak tentang tempat ini ya Ayane, tadi kamu tahu Rumah sakit dan sekarang tahu ruang makan?" tanya Ruki penasaran.
"Aku sempat berkeliling di sekitar Asrama Stella, setelah mendaftar Klub tadi." balas Ayane.
Mereka bertiga kemudian berjalan menuju tempat yang dimaksud dengan dipandu oleh Ayane.
"Sama seperti yang ada di gedung sekolah, di asrama ini juga terdapat peta atau denah lokasi yang dapat membantumu mencari lokasi yang ada di asrama ini." ujar Ayane menjelaskan.
"Gedung utama asrama Stella dibagi menjadi 4 lantai, lantai 1 sampai 3 berisi kamar-kamar siswa-siswi SMA Hoshi, sementara di lantai paling atas terdapat ruang makan, ball room, serta beberapa ruang lain yang aku juga belum tahu untuk apa." lanjut Ayane menerangkan.
Ruki dan Neo kemudian mengikuti Ayane hingga mereka sudah tiba lantai 4 Asrama Stella. Namun, saat berjalan di lorong jalan itu, Ayane menghentikan langkahnya.
"Ada apa Ayane, apa kamu lupa tempatnya?" tanya Neo.
"Ehhhh... Sebenarnya ruang makannya ada di depan sana." tunjuk Ayane pada pintu sebuah ruangan yang cukup besar.
"Kalau begitu ayo." ajak Ruki.
"Aku takut Ruki, setelah mengetahui apa yang terjadi pada Rumah sakit Asrama, ataupun pada kamar mandi yang ada di sekolah kita, aku jadi takut jika ingin memasuki suatu ruangan." khawatir Ayane.
"Tenang saja, ada aku dan Neo di sini." kata Ruki mencoba menenangkan Ayane untuk kesekian kalianya.
Mereka kemudian berjalan menuju ruanagn yang ditunjuk Ayane tadi. Namun saat mereka mendekat, terlihat beberapa anak yang baru keluar dari tempat itu.
"Hahahahhah, menarik sekali melihat wajah anak-anak baru itu." kata salah satu anak yang baru keluar itu.
"Muka mereka terlihat melongo, seperti orang bodoh, wkwkwkwkw." balas anak di sebelahnya.
"Kau dulu juga seperti itu kan saat masih kelas 1?"
"Enak saja, aku tidak seperti mereka dulu" kata anak itu berlalu bersama teman temannya.
Ayane dan Neo yang mendengar itu hanya terdiam di depan pintu.
"A-ayane, Neo, apa kalian baik-baik saja." tanya Ruki.
"A-aapa kamu tidak mendengar mereka Ruki, mereka bilang anak kelas 1 saja sampai melongo." ujar Neo.
"Jangan-jangan benar bahwa kita tidak bisa makan bila tidak mempunyai poin." panik Ayane.
Ruki melihat wajah kedua temannya yang pucat itu dengan senyuman.
"Sudahlah, tidak perlu khawatir berlebihan, kita tahu dari awal tempat ini tidak berjalan sebagai mana mestinya. Oleh karena itu hadapi saja dengan senyuman. Pilih mana, menghadapi masalah dengan senyuman, atau menghadapi masalah dengan ketakutan. Masalah itu pasti datang teman teman, lalu kenapa kita tidak mencoba tersenyum, toh mereka akan selalu datang menghantui." ujar Ruki mencoba mengembalikan semangat mereka berdua yang terlihat mulai redup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah/Neraka
Teen Fictionsekolah apa ini? Bukankah ini sekolah terbaik? Kenapa jadi seperti ini? Ruki benar- benar kaget melihat keadaan sekolah barunya. Sekolah dengan berbagai macam intimidasi dan penyiksaan. Sekolah dimana muridnya memiliki poin yang disematkan. Semakin...