Aku Akan Merubah Sekolah Ini!

191 20 10
                                    

"YUKIIIIIIII!!!" teriak Ruki sambil menengok ke belakang.

"Yuki kamu tidak apa-apa?" panik Yori semakin menjadi-jadi.

"Tuan Yuki, apa anda baik-baik saja? Tuan tampak sangat pucat, bibir dan lidah anda terlihat sangat kering sekali...." kata Lina tak kalah khawatirnya.

"Hehehe... kenapa sih kalian semua ribut-ribut seperti ini. Aku sedang mencoba tidur nih di atas gendongan kakakku. Tenanglah aku tidak apa-apa..." jawab Yuki setengah sadar.

"Kita harus segera mencari air, Yuki tampak mengalami dehidrasi" terang Yori.

"Kamu benar, tidak hanya Yuki, aku pun sebenarnya sangat kehausan. Dari pagi kita benar-benar tidak meminum air" jelas Ruki.

"Ahhh.. iya, kita benar-benar harus memikirkan soal makanan dan minuman. Kita tidak bisa seperti ini terus hingga esok pagi" kata Yori.

"Menemukan lapangan 8 memang penting, tapi nyawa lebih penting daripada apapun...." lanjut Ruki mantap.

"Lalu harus kemana kita sekarang, Tuan?" tanya Lina.

"Bukankah tadi kalian berkata mendengar suara gemercik air di kejauhan saat mencari buah-buahan?" tanya Ruki pada Yori.

"Iya, itu tidak begitu jauh dari lapangan kita berkumpul tadi" terang Yori.

"Jadi kita akan kembali ke sana, Tuan?" tanya Lina.

"Sudah kubilang aku baik-baik saja, apa kalian akan kembali ke sana? Itu hal yang gila. Kita sudah berjalan cukup jauh dari lapangan tadi, belum lagi kita saat ini seperti diawasi seseorang, Sangat berbahaya jika kembali" potong Yuki.

"Lalu harus apa? Kita tidak mungkin terus berjalan jika kondisimu seperti itu. Ini juga dapat membebani kakakmu.." jelas Ruki.

"Iya kamu benar. Mungkin aku tidak mampu saat ini membantu kalian. Tapi kalian mampu. Kalian berdua teruskanlah mencari lapangan yang kita anggap lapangan 8 tadi. Jangan pikirkan aku" seru Yuki.

"Yuki benar, biar aku dan Yuki saja yang ke sana. Kita sudah tidak punya waktu lagi. Sebaiknya kalian berdua segera pergi ke sana. Jika tidak segera, kita tidak punya waktu lagi untuk mencari lapangan yang benar andai lapangan itu bukanlah lapangan yang tepat" usul Yori.

Mendengar itu, Ruki tampak menahan emosinya.

"Apa kalian tahu kenapa aku ingin sekali menolong anak yang kita temukan sekarat tadi?" teriak Ruki tiba-tiba.

"Ehh..?" kaget Yori.

"Sejak pertama kali menyadari apa yang terjadi dengan kegilaan sekolah ini, aku memutuskan satu hal. AKU AKAN MERUBAH SEKOLAH INI. ITU TUJUAN UTAMAKU!!!"

"Dan semua itu dimulai dengan tidak membiarakan orang yang sakit begitu saja..... aku harus menolongnya... aku akan berusaha...." seru Ruki berapi-api sambil akhirnya menjelaskan tujuannya pada duo kembar itu.

"Tapi kita tidak punya waktu lagi..." ungkap Yori.

"Aku tidak peduli!" mantap Ruki.

Melihat keputusan yang kuat yang ditunjukkan Ruki, kedua anak kembar itu tak mampu lagi menyanggah. Akhirnya mereka berempat mengubah arah perjalanan, dan kembali ke arah lapangan tempat dimana Klub Novel dan Sastra berkumpul tadi. Mereka juga memilih jalan sedikit memutar agar tidak melalui kawasan anak yang baru saja mereka temukan sekarat.

"Aku tidak menyangka akan berbuat begini. Mungkin aku terlihat seperti pahlawan kesiangan di mata mereka, tapi aku tak peduli. Toh aku juga tidak percaya 100% pada duo kembar itu. Yang sedikit bisa ku syukuri adalah aku tidak perlu menuju lapangan yang mereka anggap lapangan 8 dimana itu adalah lapangan yang menurutku salah. Lapangan ke delapan dari urutan lapangan yang dijadikan tempat berkumpul Klub..... pikiran bodoh macam apa itu?" pikir Ruki dalam hatinya.

Sekolah/NerakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang