Buku Merah

2.5K 60 4
                                    

"Baiklah, ada baiknya kalian tahu namaku." kata orang yang berdiri paling depan.

"Namaku adalah Zeriff, dan aku adalah ketua dari club renang." kata Orang yang ternyata bernama Zeriff tersebut.
"Sebenarnya aku masih satu tahun dia atas kalian, dengan kata lain aku masih kelas 2 namun aku sudah berada di posisi ketua.

"Bagai mana rasanya diperlakuakan seperti ini, huh? Malu? Terhina? Atau harga diri kalian hancur? hahahahaha." tawanya.
"Bersujudlah kepadaku, hahahaha."
"Apa yang harus kita lakukan ketua." tanya anak di sebelah Zeriff.

"Baiklah teman-teman, geledah barang bawaan murid-murid baru ini, buang yang tidak kalian suka, hahahaha!!!" perintah Zeriff kepada anak buahnya.
Teman-teman Zeriff yang mengelilingi para murid baru yang sedang bersujud kemudian bergegas memeriksa dan menggeledah isi tas, koper atau barang bawaan murid baru.

Sekolah/Neraka Chapter 2 - Buku Merah

Tampak wajah cemas dan ketakutan dipancarkan oleh para murid baru.
"Wooo, kau punya hp yang bagus ya?" kata teman Zeriff.

Anak yang diambil hpnya itu masih bersujud ketakutan.
"Hp bagus seperti ini sebaiknya dimusnahkan." katanya lagi.
"Bletak-k." hp itu dibantingnya.
"Tidakkk!!" teriak murid baru yang memiliki Hp tersebut.
"Teman-teman sebaiknya kita musnahkan saja semua Hp murid baru ini, hahahaha!!" teriak Zeriff.

Penggeledahan itu berjalan sepihak. Mereka membuang barang-barang yang tidak disukainya. Membuang alat komunikasi seperti hp, membuang barang berharga mahal atau barang paling berharga yang dimiliki mereka.

"Tolong jangan hancurkan itu, itu patung dewa kucing pemberian ibuku sebelum meninggal." pasrah seorang anak sambil memelas.

"I-itu satu satunya peninggalan ibuku." katanya terbata sambil menahan air mata.
"Ooo, benarkah? Ibumu pasti sedih kalau benda ini sampai pecah." ejek teman Zeriff sambil meletakkan patung itu di tangan murid baru.
"Nah bagai mana kalau begini."

"Pyank!!"
Patung itu pecah berkeping-keping. Ia memegang tangan murid baru dan memaksanya membanting benda itu.

"Ti-tidakkk!!" teriaknya. Bulir-bulir air mata menetes dari pelupuk matanya.
"Oooo, kenapa menangis? Katanya patung itu peninggalan ibumu? Kenapa kamu banting sendiri, hehehehe." tawanya penuh kemenangan.

Anak yang berada di sebelahnya kemudian bangkit.
"Apa yang kau lakukan, ini adalah barang berharga yang dia punya,
satu satunya."
Anak itu kemudian memcengkram krah baju teman Zeriff.

"Sepertinya kau memang tidak paham."
"Blarrr." suara sengatan listrik itu menghantamnya.
"Aku sudah bilang pada kalian, kami bisa melakukan apa saja. Jangan mencoba halangi kami bila poinmu lebih rendah dari pada kami!!" teriaknya.

Para murid baru benar-benar ketakutan. Mereka tidak menyangka kejadian gila ini berlangsung cepat di hadapan mereka. Mereka tidak punya kekuatan untuk melawan. Sengatan listrik yang mereka dapatkan bila melawan.
Mereka seolah tak percaya bahwa kejadian seperti ini terjadi di SMA terbaik di seluruh negeri. SMA di mana anak-anak pintar dan terbaik dari seluruh negeri dikumpulkan untuk sekolah di sini. Semangat mereka seakan hancur dan sirna, melihat kegelapan nyata yang ada di balik ini semua.

Sementara itu Ruki masih tak habis pikir dengan semua kejadian ini. Ruki bermimpi bisa sekolah di sini ketika melihat kakeknya yang juga alumni SMA Hoshi bisa meraih sukses. Tidak ada yang mengatakan bahwa ada peraturan gila di SMA Hoshi.

Bahkan seperti yang dipikirkan semua murid baru di sini, kenapa tidak ada yang memberitahu kami tentang semua kegilaan ini?
Ruki tiba-tiba mulai tersadar dari pikirannya saat suara para penggeledah itu tiba-tiba terdengar di sampingnya.

Sekolah/NerakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang