Nyawa yang Terancam

232 14 10
                                    

"Kak apa yang terjadi? Apa Kakak baik-baik saja?" ulang Yuki yang tampak khawatir melihat kakaknya yang sedang menenangkan diri.

"Hufffttt...." seru Yori menghembuskan nafas panjang.

"Kita tidak perlu be-berdebat disini, ayo kita..... se-segera pergi dari s-ssini... pokoknya kita ha-harus... ce-cepat menjauhh..." seru Yori panik sambil mencoba bangkit dan mengajak pergi dari tempat itu.

"Kak... ada apa sebenarnya?" tanya Yuki yang kini tampak ikut ketakutan.

"Yo-yori... sebenarnya ada apa... wajahmu pucat sekali... apa yang membuatmu setakut itu?" tanya Ruki.

"Ja-jangan banyak bertanya... AYO SEGERA PERGI!" ucap Yori setengah berteriak.

"Kakak..." kaget Yuki.

"Aku... akan melihatnya..." seru Ruki yang tak tahan dan makin penasaran.

"Ruki!!! Tungguu.... jangan kesanaaa..." sergah Yori.

"Ruki... Kumohon..." ulang Yori lagi.

Ruki yang melihat wajah Yori yang berubah menjadi sangat serius, akhirnya mengurungkan langkahnya.

"Yori...." gumam Ruki.

"Kita.. harus pergi..." ulang Yori kembali.

"Ba-baiklah.. jika Kakak pikir kita harus pergi, sebaiknya kita segera menjauh dari tempat ini" kata Yuki menimpali.

Yuki mencoba membantu kakaknya untuk berdiri. Badan Yori yang bergetar jelas ditampakkan olehnya.

"Aku tidak akan pergi..." seru Ruki tiba-tiba.

"Ruki..." balas Yuki.

"Ya aku tidak akan pergi sebelum melihat apa yang ada di balik semak itu. Paling tidak, seharusnya kamu menjelaskan apa yang ada di balik itu. Jika pun ada musuh ataupun kelompok lain yang ada di balik itu, aku tidak peduli. Paling tidak jelaskan dulu..." kata Ruki.

"Maaf.. bukannya aku tidak ingin menjelaskan kepada kalian semua, tapi... ini sesuatu yang lebih gawat dari yang kalian kira..." jawab Yori.

"Memangnya apa Kak?" tanya Yuki yang sebenarnya juga penasaran.

"Ma-maaf... kalau saya menyela pembicaraan Tuan sekalian.... tapi saya pikir kita harus segera pergi dari tempat ini, jika sesuatu yang dilihat Tuan Yori di balik semak itu adalah sesuatu yang berbahaya dan mengancam keselamatan kita. Maaf... saya hanya mencoba memberi saran demi keselamatan kita bersama.... kita bisa bicarakan ini kemudian..." potong Lina yang kemudian mencoba memberikan pendapatanya.

"Lina.. Kau..." tatap Ruki tajam ke arah Lina.

"Ma-maaf Tuan Ruki, a-aku.... hanya tidak ingin kelompok ini berada dalam bahaya" Kata Lina sambil menunduk.

"Ahhh... aku pikir ini bukan siapa yang lebih benar... tapi sebaiknya kita menjauh dan bicarakan ini.... ya supaya.... tidak ada apa-apa... hehehe.." kata Yuki yang mencoba menengahi situasi ini.

"Aku tidak peduli... aku ingin melihatnya... hanya sebentar" kukuh Ruki.

Mendengar sikap Ruki, Yori kembali menghembuskan nafas dan berkata.

"Baiklah, tidak hanya kamu Ruki, kalian berdua juga silakan lihat..." kata Yori kemudian.

"Kakak?"

"Aku mengijinkan kalian untuk melihatnya, tapi... jangan berteriak... tetap tenang dan segera kembali ke sini....." ucap Yori akhirnya mengalah dan menyetujui.

Karena rasa penasaran yang sudah sangat tinggi, Ruki, Yuki dan Lina mencoba mengendap-endap ke semak-semak tadi kemudian mencoba mengintip apa yang terjadi di baliknya.

Sekolah/NerakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang