"Halaman 205" tanya Neo lagi.
"Ya benar." jawab Ruki.
"Apa kamu ingat yang dikatakan Kak Zeriff saat kita di kumpulkan di lapangan?" tanya Ruki."Apa yang dikatakan oleh nya?" jawabnya bingung.
"Dia mengatakan sebenarnya dia baru kelas 2 alias baru satu tahun di atas kita, namun dia sudah menjadi ketua club renang."
"Ooh, ya benar, dia mengatakan itu." kata Neo ingat.
"Lihatlah di halaman ini di jelaskan hal singkat mengenai itu." kata Ruki sambil membaca buku merah itu.
"Sesuai perkiraanku, semua murid SMA Hoshi harus berinteraksi agar bisa mendapatkan poin. Itu artinya tempat paling banyak untuk mendulang poin adalah asrama dan club. Di asrama dan club, para siswa dari kelas 1 sampai kelas 3 lebih banyak bertemu. Jika mereka ingin melakukan kekerasan pun akan banyak dilakukan di asrama dan club, karena di situ kita dan kakak kelas akan saling bertemu."
"Terus kenapa Ruki, kita sudah tahu gilanya sekolah ini dari awal."
"Yahh, makanya baca halaman 205. Di sini di jelaskan bahwa dalam club kita bisa mendapatkan poin yang cukup besar. Setiap kegiatan dan aktivitas yang ada di club dapat menghasilkan poin. Misal sebagai contoh di sini adalah club renang, jika ada lomba renang 100 meter maka pemenangnya akan mendapat poin."
"Tapi kenapa di sini tidak dibahas secara detail, seharusnya buku sebesar ini memuatnya?" tanya Neo bingung.
"Aku tidak tahu, tapi menurutku ada dua kemungkinan, pertama jika ditulis akan terlalu banyak macam kasus. Misal lomba masak pada club masak. Lomba fashion pada club fashion. Lomba karya ilmiah pada club science atau masih banyak kegiatan club lainnya yang menyebabkan penjelasannya tidak spesifik. Atau bisa jadi, kemungkinan kedua."
"Apa kemungkinan keduanya?"
"Yang kedua, lihatlah di paragraf yang bawah. Terkadang jika kita kalah dalam kegiatan lomba atau apa pun itu, justru kita sendiri yang akan kehilangan poinnya. Mungkin langkah ini kurang populer bagi siswa SMA Hoshi. Mereka lebih memilih cara instan dan mudah untuk mendapat poin besar. Itu menurutku Neo."
Namun Neo diam saja mendengarkan pemikiran Ruki.
"Kenapa kamu diam saja Neo, ini merupakan salah satu jalan yang bisa kita tempuh. Jika kita ingin mendapat poin tentu saja kita harus melewati beratnya kegiatan club. Di sini kita dapat mendulang poin. Walau pun ada kemungkian kita juga bisa kehilangan poin. Selain itu, kita tidak mungkin melakukan kekerasan. Mengikuti kegiatan club itu juga wajib di sekolah ini. Itu tertulis di buku peraturan resmi SMA Hoshi." jelas Ruki.Neo yang mendengar itu masih diam saja.
"Hei Neo, kenapa kamu diam saja, apa kamu masih takut, tenang saja ayo kita lakukan bersama." ujar Ruki."Aku hanya sedikit berpikir setelah kata-kata yang barusan kamu ucapkan. Kamu tadi bilang, ada cara yang lebih populer. Itu berarti ada cara yang tidak populer namun tidak tertulis di sini kan." ucap Neo serius.
"I-iya."
"Aku hanya sedikit berpikir, siapa sebenarnya yang membuat buku ini, apa benar-benar buku ini dapat dipercaya." kata Neo tajam.Ruki seperti Shock mendengar itu. Ia seperti tersadar.
"Be-benar juga. Buku merah ini berisi peraturan poin yang isinya belum tentu kebenarannya. Atau bahkan ada cara lain yang sebenarnya bisa ditempuh selain di buku ini.""Iya, makanya aku sedikit bertanya si pembuat buku ini. Jika dia hanya ingin membuat sekolah ini seperti neraka maka buku ini lah yang tepat."
"Kita masih belum yakin kebenaran dari buku ini." kata Ruki.
"Benar, siapa yang membuat peraturan ini, pihak sekolah atau orang-orang seperti Zeriff." kata Neo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah/Neraka
Fiksi Remajasekolah apa ini? Bukankah ini sekolah terbaik? Kenapa jadi seperti ini? Ruki benar- benar kaget melihat keadaan sekolah barunya. Sekolah dengan berbagai macam intimidasi dan penyiksaan. Sekolah dimana muridnya memiliki poin yang disematkan. Semakin...