Awal yang Genting

480 27 3
                                    

Murid-murid yang mendengar perintah itu, kaget bukan main.

"Ja-jalan jongkok?" tanya sebagian murid.

"A-apa kita ha-harus berjalan jongkok?" tanya murid yang lain.

"CEPAT JALAN JONGKOK DASAR BODOH" teriak kakak-kakak kelas itu kemudian.

Akhirnya semua murid menuruti perintah itu dan mulai jalan jongkok untuk keluar melalui gerbang emas menuju bis.

"Silakan bagi kakak-kakak senior untuk mendata dan mengabsen anggotanya serta menertibkan mereka hingga sampai di bis" perintah kak Zeriff.

Sejurus dengan perintah itu, kakak kelas mulai mengabsen angota nya masing masing. Tak terkecuali dengan Klub Novel dan Sastra.

Kak Alice kemudian mengeluarkan sebuah buku, lalu memanggili satu persatu anggota klub Novel dan Sastra. Semua dipanggil termasuk Ruki, Neo, maupun si kembar.

"Ruki Daminte...." panggil kak Alice.

"A-ada kak..." jawab Ruki sambil berjalan jongkok.

Kak Alice sempat memandang Ruki sejenak lebih lama sebelum melanjutkan memanggil anggota Klub lainnya.

"A-apa maksudnya itu tadi? Apa dia juga sangat marah akan tindakan ku saat pendaftaran kemarin?" pikir Ruki tambah panik.

Sementara itu, semua murid sedang berjalan jongkok beriringan dalam barisan klubnya masing masing, sambil diabsen oleh senior mereka. Berjalan jongkok bukanlah sesuatu yang ringan bagi orang yang belum terbiasa. Apalagi kebanyakan kondisi fisik anak anak itu lelah, akibat semalaman mengerjakan tugas ORGAKU yang diberikan masing-masing klub mereka.

"JALANNYA CEPAT!!!.... JALANNYA YANG RAPI DEKK!!..." teriak kakak-kakak kelas bertanda merah sambil mengayun-ayunkan cambuknya.

"BISA RAPI GAK?!?!? YANG LURUS JALANNYA??!!? BEBEK AJA BISA LURUS" hentak kakak kelas.

Murid-murid itu berjalan perlahan dengan menahan sakitnya kaki mereka sambi siap menerima cacian dan bentakan dari kakak kelas, bahkan ada pula yang ditendang hingga di cambuk.

"SUDAH DIBILANG YANG RAPI, JANGAN KELUAR DARI BARISAN!!!!...."

"Plarrrr...." cambuk kakak kelas pada salah seorang murid.

"Arrgh... ampun kak..." erangnya terjatuh.

"Tidak ada ampun... ayo cepat jalan lagi."

"Plarrr....." cambuk itu kembali mendarat di punggung anak tadi.

"Arrgghh...." erangnya semaki keras.

"CEPAT JALAN!!! Jangan diam saja... MEMANGNYA KARENA KAMU PEREMPUAN, AKU JADI KASIHAN BEGITU,.... TIDAKKKKKK!!!!" teriaknya beringas.

"JALANNN!!!" teriaknya lagi, sambil kali ini menendang anak perempuan itu dengan sepatu boot nya yang cukup tebal.

Kejadian itu banyak terjadi di setiap barisan klub yang sedang berjalan menuju ke bis mereka. Suara cacian, hinaan, pukulan, cambukan dan erangan para murid baru itu, nyaring terdengar bak sebuah melodi pesakitan yang bergayung bertautan.

Sementara itu, kembali ke tempat Ruki.

"Si-sial, pahaku mulai sakit..... ahhh..ahh...." keluh Ruki.

"Kamu, baik baik saja?" tanya Yori yang berjalan disebelahnya.

"Yahhh... aku memang sedikit lelah... tapi tenang saja, aku baik baik saja, tubuhku cukup kuat dengan pekerjaan fisik seperti ini. Aku sudah terbiasa membantu pekerjaan kakekku di lahan pertanian..... berjalan seperti ini bukanlah apa-apa bagiku" ucap Ruki menguatkan dirinya sendiri.

Sekolah/NerakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang