Muka Ruki berubah pucat dan memutih. Ia tidak menyangka dengan apa yang sedang dilihatnya. Kengerian mulai terbayang jelas menjadi kenyataan.
"Me-mereka membawa cambuk?....." panik Ruki.
"Kegilaan akan segera dimulai....." gumam Ruki khawatir.
Ruki segera menutup pintu kamarnya dan beralih untuk segera membangunkan Neo.
"Ne-neo, bangun........ mereka sudah datang....,," kata Ruki sambil mengoyang goyagkan tubuh Neo.
Neo yang baru saja tidur tak kurang dari 30 menit, mencoba membuka matanya.
"Ahhh..... kepala ku sakit...... ada apa Ruki?... apa sudah hampir jam 6" tanya Neo dengan mata yang agak terpincing.
"Mereka datang Neo.... sepertinya para Senior Klub.... atau kalau tidak, mereka adalah panitia ORGAKU..... gawat kita harus bergegas..... parahnya lagi mereka membawa cambuk" jelas Ruki.
"Haahhhhh? Cambuk....? apa mereka akan mencambuki kita?" tanya Neo kaget yang mulai tersadar dari tidurya.
"Entahlah, tapi bukan berarti tidak mungkin. Kekerasaan atau hal apapun itu bisa terjadi di tempat ini....." Kata Ruki panik.
Ruki bergegas membantu Neo mengemasi barangnya dan juga memasukan tugas Neo yang seadanya itu ke dalam ransel milik Neo.
"Apa barangmu sendiri sudah siap?" tanya Neo.
"Iya, aku sudah menyipakannya dari tadi malam...." jawab Ruki merasa tidak enak.
Ruki kemudian mengambil sesuatu dari kantungnya.
"Neo, cepatlah makan ini, kamu pasti belum makan kan semalaman...." ucap Ruki sambil menyerahkan onigiri.
Neo melihat sejenak onigiri itu.
"Tenanglah, ini masih bagus..... baru tadi malam" kata Ruki sambil membuka 1 bungkus onigiri untuk dimakan sendiri.
"Cwepatlah makan..... kita tidak tahu apa mewreka akan memberi kiwta makan..." kata Ruki sambil mengunyah onigirinya.
Neo pun akhirnya tanpa pikir panjang mengikuti perintah Ruki.
Sementara itu, suara keributan mulai terdengar dari samping kamar Ruki dan Neo.
"Cepat!! Cepat!! Buka pintunya.... ini sudah hampir jam 6 dek..... disiplin... cepet keluarrrrr... lambat sekali kayak babi aja...." teriak anak itu sambil menggedor-gedor pintu kamar yang ada di sebelah kamar mereka.
"Neo... ayo cepat, sepertinya kakak kelas sudah ada di samping kamar kita.." kata Ruki sambil membantu membereskan semuanya.
Benar saja, tak lama kemudian suara langkah kaki itu tepat berhenti di depan kamar Ruki dan Neo.
"Hei... kalian juga... cepat!!.. cepat!!! Keluar..." kata anak itu sambil menggedor-gedor pintu kamar.
Ruki segera membuka pintu kamarnya sebelum membuat kakak kelas itu lebih marah.
"Ckrekk..." Ruki membuka pintu kamarnya.
"Ka-kami be-berdua sudah siap kak...." kata Ruki terbata.
Kakak kelas yang berdiri depan pintu kamar itu memperhatikan mereka berdua.
"Ohhhhh... begini yang kalian anggap siap...." katanya sambil melihat Ruki dan Neo.
Dihadapannya tampak Neo yang acak acakan dengan seragamnya, kantung matanya gelap, rambut nya acak acakan dengan wajah pucat lesu. Sementara Ruki juga tidak terlalu rapi sambil membawa ransel yang ada di pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah/Neraka
Teen Fictionsekolah apa ini? Bukankah ini sekolah terbaik? Kenapa jadi seperti ini? Ruki benar- benar kaget melihat keadaan sekolah barunya. Sekolah dengan berbagai macam intimidasi dan penyiksaan. Sekolah dimana muridnya memiliki poin yang disematkan. Semakin...