Makanan Kita Tak Sama

394 24 2
                                    

"A.. Aapa... Maksudmu Ruki?" tanya Neo yang terkejut.

"Ya, seperti kataku barusan." jawab Ruki lagi.

"Apa kamu masih menentangku lagi..., dan masih bicara tentang harga diri bila tak mampu menyelematkan nyawa seseorang." lanjut Ruki tajam.

"Soal itu..." ucap Neo seakan tak berkutik dengan pernyataan Ruki.

"Sejujurnya, aku tidak menginginkan ini Neo, aku juga sependapat denganmu. Namun bagai mana bila tak ada pilihan, ini adalah cara bertahan hidup di tempat ini. Tapi... Sebaiknya kita tidak usah memikirkan ini dahulu, yang penting kita lakukan usaha kita sekuat mungkin." kata Ruki.

"Baiklah kalau begitu..." ujar Neo pelan.

Ayane yang ada di sebelah mereka tampak tak mendengarkan pembicaraan itu dan tetap asyik dengan onigiri yang dia makan.

"Kwalian dari twadi bicara terus, tidak makan?" tanya Ayane.

"I-iya." jawab Ruki sambil melihat onigiri di tangannya yang bahkan belum habis setengah.

"Apa makanan ini tidak enak?" tanya Ayane setelah menelan gumpalan nasi itu untuk kesekian kalinya.

"Eh.. Makanan ini..." kata Ruki bingung.

"Kenapa? Kalian juga tidak bisa berkata-kata sama sepertiku... Hahaha... Makanan ini enak sekali..." kata Ayane senang sambil tersenyum.

Ruki dan Neo yang mendengar itu benar-benar shock.

"Benarkan? makanan ini enak sekali..." kata Ayane berbinar sambil kembali mengambil onigiri.

"Ini onogiri kan? Makanan ini enak sekali. Aku jarang sekali makan makanan seperti ini. Saat dulu aku masih di rumah, ibu hanya menyiapkan makanan yang seadanya. Bahkan kadang aku tidak makan apa apa dalam sehari. Aku sangat senang saat ibu punya uang lebih dan membeli beberapa makanan dari supermarket. Kadang ibu beli onigiri di supermarket itu dan aku sangat senang sekali. Oh iya, kalau adikku suka dengan potato chips, tapi ibu suka marah karena harganya 500 Yen. Soalnya kalau ada uang lebih pasti ditabung buat bayar sekolah dan beli buku." cerita Ayane sambil memasukkan Onigiri ke mulutnya.

Ruki yang mendengar itu mencoba menahan air matanya. Ia masih ingat masa kecilnya saat ia masih suka menghambur hamburkan makanan. Suka memilih milih makanan.

"Aku tidak mau ini!!!!!" teriak Ruki saat makan malam pada saat ia masih kecil dulu.

"Tapi ini makanan yang mewah tuan." kata Pelayan Ruki.

"Makanan seperti ini bagiku tak ada bedanya dengan makanan anjingggg!!" teriak Ruki.

"Tapi... Tuannn." kata pelayan Ruki itu memelas.

"Aku tidak mauuuu!!" teriak Ruki sambil membanting makanan itu ke lantai.

"Makanan ini cocok bagi anjing seperti kalian para pelayan. Atau pun bagi para buruh yang bekerja di lahan pertanian kakek. Aku tidak mau makan makanan seperti ini!!" teriak Ruki.

Ruki yang mengenang kejadian itu benar-benar shock. Hatinya teriris hebat.

"Apa yang telah aku lakukan dulu, aku tidak pernah bersyukur terlahir di keluarga yang berada. Sementara di luar sana banyak yang seperti Ayane. Mereka kekurangan, mereka bahkan tidak punya uang untuk membeli makanan yang layak. Mereka bahkan tidak mampu untuk makan 3 kali sehari. Apa yang telah kulakukan..." bentak hati Ruki teriris.

Tiba-tiba tetesan air mata, jatuh dari pelupuk mata Ruki.

Neo yang melihat itu seakan mengerti gejolak batin yang dialami Ruki.

Sekolah/NerakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang