"Kenapa kamu menutupi jam poinmu?" tanya Yori sedikit terkejut."Hmmmnn... ini adalah aturan yang akan kita mainkan, jika kalian setuju denganku...." jawab Ruki sambil mencoba meyakinkan mereka.
"Apa maksudmu?" tanya Yuki yang juga ikut bingung.
"Kita tahu bahwa kelompok ini terancam bila bertemu dengan kelompok lain yang memiliki anggota dengan poin yang besar. Mereka mungkin akan menyiksa atau mempermainkan kita sehingga misi utama kita menemukan lapangan 8 akan gagal. Disisi lain, kita juga tidak mau menyiksa Lina untuk menambah poin kita. Lalu kita harus bagaimana? Kita tidak mungkin berdiam diri saja?" ucap Ruki membawa kembali persoalan utama mereka.
"Soal itu...." balas Yuki yang juga bingung hendak bersikap apa.
"Karena itulah.... aku memberi kalian 4 pilihan...." lanjut Ruki kemudian.
"Apa saja itu?" balas Yori penasaran.
"Pilihan pertama, kalian setuju dengan aturan yang aku buat. Pertama kalian tutup jam tangan poin kalian dengan pelepah daun yang ada di depanku ini. Kemudian selanjutnya kita jalankan permainan ini seperti aturan yang sudah dituturkan Kak Alice. Kita dapat melakukan apapun pada Lina untuk menambah poin kita bertiga" ujar Ruki.
"Sudah Ku bilang kan dari tadi, apa kamu sudah gila? Kenapa kamu jadi seperti ini Ruki? Aku tak menyangka ternyata seperti ini sifat aslimu..." seru Yuki sedikit marah sambil berkomentar.
"Dengarkan aku dulu.... yang kumaksud dengan melakukan apapun pada Lina, itu bukan berarti aku akan menyiksanya seperti anak-anak Klub Sepakbola tadi. Mungkin kita bisa menyuruh Lina melakukan hal-hal kecil namun tetap menambah poin kita. Misal kita menyuruh Lina membawakan tas-tas kita. Aku yakin suruhan dan perintah yang kita berikan padanya dapat menambah poin kita. Tapi ingat, apa yang kita lakukan harus tetap sesuai dengan kemampuan Lina. Aku pikir jika kita melakukan ini, semuanya akan baik-baik saja" terang Ruki.
"Aku.... entahlah....." bingung Yuki setelah mendengarkan penjelasan pilihan pertama dari Ruki.
"Lalu apa bedanya? Kenapa kita harus menutup jam tangan kita?" tanya Yori.
"Jika kita tidak menutup jam tangan poin kita, tentunya itu akan menimbulkan perpecahan pada kelompok ini. Ini bisa sebagai bentuk pencegahan, kontrol bahkan pemacu diri kita."
"Jika poin kita bisa dilihat seluruh anggota kelompok ini, maka akan berbahaya. Misal setelah melakukan sesuatu pada Lina, Poin Yuki bertambah drastis. Poin Yuki berada diatas kita semua. Padahal mungkin saat itu kita sedang bertengkar di tengah hutan ini. Dengan kondisi yang menguntungkan seperti itu, bisa saja kamu memanfaatkan poinmu untuk menuntaskan amarahmu. Hal seperti ini
bisa semakin memecah belah kelompok. Walaupun semoga saja hal itu tidak terjadi pada Yuki, Yori maupun diriku sendiri.""Dengan tertutupnya poin kita, maka otomatis hanya kita sendiri yamg tahu berapa jumlah poin kita. Tentunya ini akan menjaga diri kita untuk terus berhati-hati. Selain itu ini juga dapat memicu diri kita untuk terus meningkatkan poin karena tidak tahu apakah poin kita kalah dengan anak yang lain atau tidak" jelas Ruki.
"Lalu jika kita bertemu dengan anak dari kelompok lain yang memiliki poin besar bagaimana?" tanya Yori lagi.
"Seperti yang kubilang tadi, kita sendiri yang tahu jumlah poin kita berapa. Jika kita bertemu dnegan kelompok lain yang akan menyiksa kita dan poin anak itu ternyata lebih rendah dari salah satu dari kita bertiga, maka kita wajib menyelamatkan kelompok ini" terang Ruki panjang Lebar.
"Tapi... dengan begitu poin Lina akan tetap 0?" lanjut Yori.
"Iya... itulah yang disayangkan, tapi... semua itu sesuai sebenarnya dengan aturan permainan Cinderella" jawab Ruki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah/Neraka
Novela Juvenilsekolah apa ini? Bukankah ini sekolah terbaik? Kenapa jadi seperti ini? Ruki benar- benar kaget melihat keadaan sekolah barunya. Sekolah dengan berbagai macam intimidasi dan penyiksaan. Sekolah dimana muridnya memiliki poin yang disematkan. Semakin...