ORGAKU

547 35 2
                                    

"Apa katamu barusan Ruki?" tanya Neo yang terperanjat.

"Kita akan menolong Ayane, apakah kamu tidak mau Neo?" tanya Ruki heran.

"Eh-eh kalian tidak harus repot-repot menolongku." kata Ayane sambil menggoyang-goyangkan kedua tangannya.

"Tentu saja aku mau, tapi caranya itu..." kata Neo lagi.

"Su-sudah kalian tidak perlu mengkhawatirkan ku." kata Ayane lagi.

"Bagaimana tidak khawatir, kamu itu sakit Ayene, dan obatmu hanya tinggal inhaler yang nanti akan habis. Jika kamu tidak punya obat lagi, ini akan berbahaya bagi kesehatanmu ke depannya, ini tidak bisa dibiarkan." kata Ruki tegas.

"Ta-tapi..." kata Ayane.

"Aku juga sependapat dengan Ruki, ini adalah masalah yang mengancam nyawa." kata Neo lagi.

"Tadi kamu menentangku?" tanya Ruki.

"Aku tidak menentangmu, aku hanya tanya caranya." kilah Neo.

"Aku sependapat denganmu kan dari awal, katanya kamu ingin merubah sekolah ini."

"Yah kamu benar Neo, kita akan merubah sekolah ini, dan ini dimulai dengan menyelamatkan satu nyawa." kata Ruki lagi.

"Teman-teman..." kata Ayane bingung akibat kedua anak di depannya yang berdebat.

"Tenang saja Ayane, serahkan pada aku dan Ruki." kata Neo sambil tersenyum.

"Dasar Neo, dia hanya ingin terlihat kuat di depan Ayane." pikir Ruki kesal.

"Kalau begitu aku juga mau membantu." ujar Ayane.

"Tidak usah biar kami saja." kata Ruki mencegah.

"Aku tidak mau, aku tidak mau menjadi beban bagi orang lain terus, aku juga harus berjuang sendiri. Aku tidak ingin menyusahkan orang lain lebih banyak lagi." kata Ayane semangat.

"Aduhhh... Aku sudah lelah." kata Ruki sambil menepok dahinya.

"Eh... Ada apa?" tanya Ayane bingung.

"Sebelum kamu barusan tadi Neo juga berkata yang sama denganmu, ingin berjuang sendiri dan bla bla bla." dengus Ruki.

"Kamu mengejekku Ruki?" tanya Neo yang agak kesal.

"Tidak... Justru aku senang dengan semangat kalian berdua yang masih ingin berjuang walaupun di tempat yang seperti ini." kata Ruki tersenyum.

"Memangnya ada apa dengan Neo?" tanya Ayane bingung.

Neo pun kemudian menceritakan secara singkat mengenai Game Boynya yang diambil kak Danish.

"Oh begitu, aku jadi turut prihatin dengan game boymu." ujar Ayane bersimpati.

"Yahh, tapi ini masih belum seberapa bila dibandingkan dengan kebutuhan obatmu Ayane." kata Neo lagi.

Ayane hanya diam saja mendengar hal itu, ia sebenarnya sudah tidak tahu harus berbuat apa. Tadinya Ayane benar-benar pasrah setelah mengetahui obatnya hancur dan fasilitas kesehatan yang tidak bisa digunakan. Namun, sekarang ada harapan baru yang mulai terbuka dengan datangnya bantuan Ruki dan Neo.

"Yahhh, menurutku, kamu ikut membantu juga ada baiknya." kata Ruki lagi.

"Eh, kukira kamu akan menolaknya Ruki?" tanya Neo yang ada di depannya yang dari tadi terus memperhatikan Ayane.

"Ahhh, seperti yang kukatakan tadi, poin menjadi sesuatu yang sangat penting di tempat ini. Poin tidak hanya sebagai bentuk pertahanan diri dari anak anak yang berpoin tinggi yang akan memperlakukanmu dengan seenaknya namun poin berguna juga untuk bertahan hidup di tempat ini." terang Ruki lagi.

Sekolah/NerakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang