"Sepertinya semua anak memang sedang berada di halaman, Ruki." tanya Neo.
"Yahh, sepi sekali di sini, mereka semua pasti sudah berkumpul di halaman." kata Ruki sambil berjalan menuju lift untuk turun ke halaman.
"Apa kita akan baik-baik saja?" keluh Neo berat.
"Hmm, apa maksudmu?"
"Bukankah tadi pengumuman berkata bahwa semua murid diharuskan berkumpul di halaman sekolah." jelas Neo.
"Iya, Neo, lalu apa yang membuatmu risau?" bingung Ruki.
"Apa kamu sedikit lupa ruki, bukankah mengikuti club di Sekolah ini wajib, itu artinya, para murid baru kelas 1 berkumpul di sana semua, begitu juga para senior kita yang memandu dan menerangkan kegiatan club."
"Itu artinya semua murid akan berkumpul." lanjut Neo lagi.
"Apakah kamu mengkhawatirkan akan terjadi hal mengerikan seperti yang terjadi di depan asrama?" tanya Ruki.
"Tentu saja, sekarang jumlah muridnya lebih banyak, mungkin akan terjadi hal yang besar."
"Yahh, mungkin saja." jawab Ruki pendek.
Neo yang melihat perilaku Ruki, sedikit sadar.
"Apa Ruki masih memikirkan peristiwa tadi ya, dia kelihatan tidak fokus." pikir Neo.
Mereka berdua hanya diam saja saat berada di dalam lift.
"Biarkan dulu Ruki penuh dengan pikirannya." pikir Neo.
Beberapa saat kemudian mereka keluar dari lift dan segera menuju halaman.
Namun saat itu Ruki seolah sudah kembali dari dunia pikirannya.
"Ahh, maafkan aku Neo, aku hanya sedikit melamun." kata Ruki sambil tersenyum.
"Ohh, ya, tidak apa apa." kata Neo.
"Ya, aku jadi tidak terlalu menanggapi ke khawatiranmu, tapi tenang saja, semuanya akan baik-baik saja." kata Ruki kembali tersenyum.
"He'em." jawab Neo sambil melangkah keluar gedung sekolah.
Mereka berdua merasa kaget dengan keadaan halaman gedung sekolah SMA Hoshi, halaman itu sangat luas terhampar di depan gedung sekolah. Mungkin besarnya kurang lebih sebesar lapangan sepak bola. Di halaman itu tampak ratusan siswa dari kelas 1 hingga kelas tiga ramai riuh berkumpul di halaman itu.
"Woww' kata Neo tercengang.
"Luas sekali ya Neo." kata Ruki tak kalah kagetnya.
Namun perhatian mereka segera beralih dari luasnya halaman ke keadaan halaman itu.
"Bagai mana kamu menggambarkan keadaan di depan kita?" tanya Ruki.
"Seperti Festival." jawab Neo yang kembali tercengang lagi.
Benar, seperti festival. Itulah gambaran yang saat ini terlihat di halaman depan gedung SMA Hoshi itu. Banyak sekali pernak-pernik menghiasi halaman. Mulai dari lampion, hiasan karton maupun balon-balon yang diikatkan di tiang tiang. Di situ banyak stand stand berjubel yang berisi penjelasan dan pendaftaran anggota club. Selain stand club yang sedang menarik minat para murid baru, terdapat pula stand penjual makanan bahkan stand permainan tradisional yang berhadiah pun ada. Benar-benar seperti festival musim panas.
"Ternyata, kamu sedikit meleset Neo." kata Ruki.
"Ahh, keadaaannya memang menyenangkan dan meriah sekali seperti festival, tapii..."
"Yahh, ada tapinya." kata Ruki menimpali.
Mereka berdua masuk ke dalam untuk melihat lebih dekat stand-stand yang berdiri di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah/Neraka
Teen Fictionsekolah apa ini? Bukankah ini sekolah terbaik? Kenapa jadi seperti ini? Ruki benar- benar kaget melihat keadaan sekolah barunya. Sekolah dengan berbagai macam intimidasi dan penyiksaan. Sekolah dimana muridnya memiliki poin yang disematkan. Semakin...