"Apa-apaan mereka itu?" kata Ruki akhirnya bicara.
"Si-siapa mereka?" timpal Yuki.
"Mungkin saja mereka kakak senior yang tengah menyiksa anak kelas 1, atau bisa juga mereka semua adalah anak kelas 1, sama seperti kita" kata Yori sambil mengelap keringatnya.
Merasa keempat anak itu memperhatikan mereka, sekolompok anak itu akhirnya menghampiri Ruki dan ketiga temannya.
"Ayo babiku, belok ke kiri, ayo kita kunjungi teman kita!" perintah seseorang yang sedang menunggangi anak lainnya yang sedang berjalan merangkak.
"A-aku tidak te-tega...." kata Ruki pelan sambil melihat anak yang tengah jalan merangkak dan sedang ditunggangi itu menuju ke arahnya.
Bagaimana tidak, anak itu tampak mengenaskan. Telapak tangan dan dengkulnya sudah sangat lecet dan mengeluarkan darah. Bahkan darahnya cukup banyak untuk membuat jejak langkah. Telapak tangan dan dengkulnya jelas tampak hancur. Belum lagi peluh keringatnya yang menetes deras, serta lidahnya yang tampak menjulur keluar akibat kelelahan yang amat sangat berat.
"Wohooo.... kalian masih saja bersantai disini" kata anak yang menunggangi itu sambil tersenyum.
"Si-siapa kalian?" tanya Ruki.
"Ohh.. aku anak kelas 1-B sama denganmu kan, bukankah kau Ruki, anak yang dapat soal lisan dari Bu Furukawa?" tanya anak itu balik bertanya setelah melihat Ruki lebih dekat.
"Ja-jadi... kau sekelas denganku ya..." kata Ruki sedikit terkejut.
"Benarkah kau murid kelas 1?" tanya Yori masih sedikit curiga.
"Sepertinya begitu...." balas Ruki.
"Apa kamu yakin Ruki? Kamu mengenal anak ini?" tanya Yori.
"Yahh.. aku belum mengenal dia. Aku juga tidak tahu pasti dia anak kelasku atau bukan, tapi... kalau dia mengetahui peristiwa yang ada di dalam bis kelasku tadi.... sepertinya dia juga anak kelasku" jawab Ruki.
"Peristiwa apa?" pikir Yori sambil sedikit melirik Ruki.
"Iya, apa yang dikatakan Ruki benar.... aku memang anak kelas 1-B, lagi pula apa untungnya aku berbohong" balas anak itu masih sambil tersenyum.
"La-lu apa maksudnya ini?" kata Yuki bersuara sambil menunjuk anak yang tengah ditunggangi.
"Apa? Apa maksudmu dengan pertanyaan itu? Tentu saja dia adalah anak gawangku..." jawab anak itu.
"A-anak gawang? Apa maksudnya itu?" tanya Ruki ikut penasaran.
"Tapi... sebelum kau menjelaskan itu pada kami..... sebaiknya segeralah turun, apa kau tidak kasihan dengannya" potong Yori memberikan saran.
"KASIHAN?.... APA KATAMU? Dia ini adalah anak gawang, terserah aku mau melakukan apapun padanya. Kau tidak memiliki hak untuk ikut campur!" marah anak itu.
"E-eh sudah-sudah.... kami tidak ingin memancing keributan, jangan marah seperti itu.... jadi, bisa tolong jelaskan pada kami?" kata Ruki menengahi.
"Huhh... ini karena kalian hanya diam disini dan tidak mulai bergerak" dengus anak itu.
"Bukankah kalian disuruh mencari lapangan 8?" tanya anak itu lagi.
"Ehh.. iya... jangan jangan...." kaget Ruki.
"Yah.. tentu saja kami juga disuruh mencari lapangan 8" jawab anak itu.
"Hmmmm jadi kak Alice benar.... dia tidak bohong. Kak Alice mengatakan bahwa tugas mencari lapangan 8 itu berasal dari kak Zeriff. Jika begitu pasti semua klub juga disuruh mencari lapangan 8. Dengan hadirnya kau, berarti itu mengkonfirmasi kebenaraan perkataan kak Alice" ulang Yori.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah/Neraka
Teen Fictionsekolah apa ini? Bukankah ini sekolah terbaik? Kenapa jadi seperti ini? Ruki benar- benar kaget melihat keadaan sekolah barunya. Sekolah dengan berbagai macam intimidasi dan penyiksaan. Sekolah dimana muridnya memiliki poin yang disematkan. Semakin...