"Ehhhh... ada 2 orang yang tidak bisa ikut Pre-test?" kaget murid-murid.
"Bukankah, itu sangat berbahaya sekali?" sahut murid lainnya.
"Memangnya kenapa, aku jujur belum baca buku peraturan hitam."
"Kan sudah dibilang, bahwa nilai minimun rata-ratanya harus 90."
"Tidak akan ada susulan, dan kalau kamu tidak bisa memenuhinya hingga akhir, maka akan tinggal kelas, masak harus aku ceritakan 2 kali."
Murid-murid itu berdiskusi sendiri-sendiri dan bingung menghadapi kenyataan yang terjadi. Mereka semua hampir tidak ada yang belajar tadi malam.
"Tu-tunggu dulu" teriak Ruki tiba-tiba.
Ruki tampak panik yang terlihat dari raut wajanya. Ia kemudian bangkit dari tempat duduknya dan berdiri di lorong antar kursi.
"Bu, tu-tunggu sebentar..." kata Ruki yang masih dengan wajah paniknya.
"Ada apa? Kenapa kamu sampai panik begitu. Baru tes pertama seperti ini saja wajahmu seperti sudah mau kiamat. Jika kamu panik dan cemas, seharusnya kamu lebih mempersiapkan dirimu dan siap dengan pelajaran lebih awal" kata Bu Furukawa.
"Bukan begitu Bu, ada yang perlu saya tanyakan dan konfirmasi" kata Ruki.
"Apa itu?" tanya Bu Furukawa.
"Di buku peraturan hitam disebutkan bahwa nilai minimal rata-rata yang ditempuh adalah 90. Kemudian dijelaskan bahwa tidak akan ada ujian susulan, jika tidak bisa mengikuti ujian pada hari yang ditentukan. Kemudian ada sedikit peringatan disana, yang mengatakan bahwa akan beresiko untuk tidak mengikuti ujian satu kali saja."
"Yah... lalu?" tanya Bu Furukawa.
"Lalu saya sedikit melakukan perhitungan. Saya sedikit penasaran dengan peringatan tadi, kemudian saya menemukan fakta yang mengejutkan. Pertama yang ingin saya tanyakan, berapa kali pre-test atau nanti post-test diadakan dalam 1 semester? Karena menurut perhitungan saya, kalau ujian dilaksanakan di bawah 10 kali, maka tidak akan ada kesempatan seorang murid bisa lolos suatu ujian, jika dia tidak mengikuti ujian sekali saja. Sebagai contoh, misal ada ujian 5 kali dan dia tidak ikut sekali, alias cuma ikut 4 kali. Maka, andai keempat ujian itu dia mendapat nilai 100 pun, maka rata-ratanya tetap tidak akan mencapai 90" jelas Ruki.
"Be-benar juga. Misal 100x4 dibagi 5 maka hanya mendapat nilai rata-rata 80. Itu bahkan tidak mencapai 90" kaget murid-murid terkejut dan mulai sadar.
"Nahh, jika ujian itu diatas 10 kali, misal 11 kali ujian, maka dia masih bisa memiliki rata-rata minimum 90. Itupun hanya satu kali boleh tidak ikut ujian, dengan harus dapat nilai sempurna alias 100 di sisa ujiannya. Misal dari 11 kali ujian dia hanya ikut 10 kali dan mendapat nilai 100. Maka 100x10 dibagi 11, hasil rata-ratanya adalah 90,90. Dan itupun sangat sulit untuk mendapat nilai sempurna terus di sisa ulangan" ucap Ruki yang mengatakan fakta itu.
Murid-murid menjadi panik dengan apa yang baru saja dikatakan Ruki. Mereka mulai sadar akan seriusnya masalah akademik yang sedang terjadi. Jika mereka gagal maka mereka harus tinggal kelas. Mereka harus mengulang lagi dan belajar lebih lama di SMA Hoshi. Padahal baru 1 hari berada di sekolah ini saja, rasanya seperti sudah setahun.
"Yahh memang benar begitu. Itulah mengapa buku itu menyarankan untuk selalu mengikuti ujian-ujian yang ada, baik dalam bentuk apapun" jelas Bu Furukawa.
"Ga-gawat sekali....." gumam Hiroshi yang tersadar dan mulai panik.
"Ja-jadi intinya, kalau tesnya diatas 10 kali, masih ada kesempatan mendapat nilai rata-rata minimum 90 dengan syarat harus mendapat nilai 100 semua, pada seluruh sisa ulangan. Kalau tesnya cuma diadakan dibawah 10 kali, sudah tidak akan ada kesempatan bagi orang yang tidak ikut ujian sekali saja, untuk bisa mencapai rata-rata minimun" panik Hiroshi tak karuan menyadari keadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah/Neraka
Teen Fictionsekolah apa ini? Bukankah ini sekolah terbaik? Kenapa jadi seperti ini? Ruki benar- benar kaget melihat keadaan sekolah barunya. Sekolah dengan berbagai macam intimidasi dan penyiksaan. Sekolah dimana muridnya memiliki poin yang disematkan. Semakin...