"Ru-ruki..." kata Yori mencoba memanggil Ruki.
Namun Ruki masih tetap dengan wajah pucatnya dan nampak tak mendengar panggilan Yori.
"Ruki!!..." seru Yori dengan suara yang lebih keras.
"E-eh.. eh.. iya..." jawab Ruki yang gelagapan akibat tersadar dari pikirannya.
"A-apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu jadi panik seperti itu?" tanya Yori yang semakin heran.
"Ahh.... anu... eh... tidak... tidak-tidak ada apa-apa, Yori?" kata Ruki yang jelas-jelas seperti menutupi sesuatu.
"Baiklah... aku pikir sudah tidak ada yang perlu aku lakukan disini" kata anak dari klub Sepak Bola yang masih menunggangi anak gawangnya memecah kebingungan Yori.
"Jika aku menghabiskan waktuku hanya untuk berbicara dengan kalian, maka akan habis waktu satu jamku yang berharga" lanjut anak itu.
"La-lalu.. kalian akan pergi kemana?" timpal Yuki.
"Hahhh..? apa kau bodoh? Tentu saja menuju lapangan 8" dengus anak itu kesal.
"Ehh? Kalian sudah tahu lokasinya?" tanya Yuki sedikit terkejut.
"Belum" jawabnya datar.
"Apa-apaan itu? Kau sendiri juga belum tahu? sebenarnya siapa yang bodoh" kata Yuki yang kini kesal.
"Sudahlah, kami pergi dulu" balasnya lagi.
Yori yang melihat gelagat orang-orang itu, mencoba bertanya sesuatu sebelum mereka benar-benar melangkah pergi.
"Sepertinya kalian tidak peduli atau terlalu niat menemukan lapangan 8?" tanya Yori.
Enam orang anak dari klub Sepak Bola itu, mencoba berbalik kembali dan mengurungkan langkah mereka setelah mendengar pertanyaan dari Yori.
"Yah.... benar..." jawabnya enteng.
"Jadi.. kalian memang sudah tahu lokasi lapangan 8?" ulang Yori.
"Tidak.... kami memang tidak tahu" ulangnya pula.
"Hmmm... lalu apa rencana kalian? Mengapa kalian menganggap remeh dalam hal menemukan lapangan 8? Bukankah kita semua akan mengikuti Prosedur F, jika gagal menemukannya hingga esok hari sebelum matahari terbit? Tidak ada artinya kalian menyiksa anak ini, jika akhirnya kalian tidak berhasil menemukan lapangan 8?" tanya Yori penasaran.
"Yah... kami tahu dan sadar itu..."
"Ahh... atau jangan-jangan..... kalian tahu apa itu Prosedur F? Apa itu sesuatu yang tidak bermasalah jika kita mengalaminya? Apakah karena itu pula, kalian sampai tidak terlalu fokus untuk menemukan lapangan 8?" tanya Yori menduga.
"Plok... plok... plok...." suara anak itu bertepuk tangan.
"Wohooo... pemikiran yang bagus. Aku saja sampai tidak berpikir tentang apa yang aku lakukan. Anak-anak Klub Novel dan Sastra memang benar-benar menarik" senyum anak itu.
"Alasan kami tidak terlalu peduli mengenai lapangan 8 adalah karena kami dari awal memang tidak berencana mencarinya...." senyum anak itu.
"A-apa maksudmu?" tanya Yori agak sedikit terkejut.
"Seperti katamu... benar bahwa kami pun akan mengikuti Prosedur F jika sampai gagal menemukan lapangan 8. Kami pun juga tidak tahu apa itu Prosedur F, tapi kelihatannya itu bukanlah sesuatu yang menyenagkan. Tapi kami semua tidak peduli itu untuk saat ini. karena tujuan kami yang utama memang bukanlah itu" jelasnya.
"La-lalu apa tu-tujuan kalian?" timpal Yuki.
"Ah... tujuan kami yang utama adalah ini..." tunjuknya pada anak gawang yang tengah ia tunggangi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah/Neraka
Teen Fictionsekolah apa ini? Bukankah ini sekolah terbaik? Kenapa jadi seperti ini? Ruki benar- benar kaget melihat keadaan sekolah barunya. Sekolah dengan berbagai macam intimidasi dan penyiksaan. Sekolah dimana muridnya memiliki poin yang disematkan. Semakin...