Neo mencoba membuka mata. Sedikit cahaya mulai menyeruak masuk ke dalam kedua bola matanya. Kepalanya masih meninggalkan sedikit kepenatan. Namun pandangannya mulai terasa jelas.
"Ahhh..." erang Neo yang mencoba sadar.
Namun ketika matanya mulai dapat melihat, ia sangat terkejut melihat sesosok manusia di hadapannya.
"Kenapa kamuu...??" kaget Neo sambil tersadar.
Matanya mencoba ia perlebar untuk bisa mengamati dengan benar bahwa pandangan di hadapannya tidak salah.
"Kenapa dengan mataku ini, kenapa anak ini jadi ada dua?" bingung Neo yang sangat terkejut.
Namun tak sempat memikirkan itu, Neo mencoba segera kabur dari tempat itu, dan mencoba melarikan diri karena ia berpikir anak itu yang membuatnya pingsan.
"Tu... Tungguu...!!!" teriak anak itu pada Neo.
Namun Neo yang panik, segera berusaha melarikan diri.
"Tenang saja, kami bukan penjahat!!!" kata anak itu sambil menarik tangan Neo.
"Lepaskan aku... Lepaskan aku...!!!" teriak Neo berontak.
"Tenang saja, kami bukan penjahat, kami adalah orang yang menolongmu." kata anak itu berusaha meyakinkan.
"Kami yang mencoba menolongmu saat kamu pingsan tadi." lanjut anak itu lagi.
Neo yang mendengar itu mencoba mempercayainya.
"Benarkah kalian yang menyelamatkan aku? Apa kalian tidak bohong?" tanya Neo.
"Iya, kami tidak bohong, percayalah pada kami, sebaiknya kamu istarahat dulu di sini." kata anak itu.
"Dari tadi kamu terus berkata 'kami', berarti kalian ini dua orang kan, pandangan mataku normal kan?" tanya Neo bingung.
Tentu saja Neo bingung, bagai mana tidak, di hadapannya tampak dua anak laki-laki yang sama persis. Wajahnya sama, begitupula dengan rambutnya, tingginya, bahkan tahi lalat di sebelah kiri bibirnya pun sama.
"Hehehehe..., iya maaf kami mengagetkanmu, sebenarnya kami ini kembar." kata anak yang satunya berbicara.
"Ohhh... Syukurlah mataku masih beres." kata Neo.
"Tapi apa yang kalian bicarakan ini benar, apa kalian benar-benar bukan orang yang membuat aku pingsan, apa bukti kalian?" lanjut Neo curiga.
"Ehhh, soal itu..." bingung kedua anak itu.
"Hmmmmmmm... Apa ya? mungkin karena kami juga anggota Klub Novel dan Sastra." kata anak itu.
"Ehhh... Benarkah? Lalu apa hubungannya dengan semua ini?" tanya Neo yang bingung.
"Baiklah, akanku ceritakan kejadian yang sebenarnya, tapi terserah kamu mau percaya pada kami atau tidak." kata anak itu.
"Pertama-tama, sebaiknya kami memperkenalkan diri kami dulu, kami berdua sama sepertimu adalah murid baru atau murid kelas satu. Namaku Yori Kamura dan ini adikku yang lahir lebih lambat 40 detik dariku, Yuki Kamura. Kami dari kelas 1-A" kata anak yang bernama Yori itu.
"Ohhh... Namaku Neo, aku dari kelas 1-B" balas Neo.
"Lalu bagai mana aku bisa mengenali dan membedakan kalian berdua, maksudku kalian berdua tampak sangat sama." kata Neo lagi sambil garuk-garuk kepala.
"Hehehhe..., kamu mau tahu rahasia perbedaan kami." kata Yori sambil terseyum.
"Apa itu?"
"Ta-da..." kata Yori sambil menunjukkan tanda berwarna hijau kebiruan di antara ibu jari dan telunjuk tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah/Neraka
Novela Juvenilsekolah apa ini? Bukankah ini sekolah terbaik? Kenapa jadi seperti ini? Ruki benar- benar kaget melihat keadaan sekolah barunya. Sekolah dengan berbagai macam intimidasi dan penyiksaan. Sekolah dimana muridnya memiliki poin yang disematkan. Semakin...