Senyum Chika

526 39 1
                                    

Ayoooo gimana-gimana tentang cerita ini? Kasih kesan dan pesan nya sampe part sejauh ini dong kawan.

Semoga suka dan semoga hari kalian selalu baik-baik aja yaaa.

Happy Reading🖤

"Al..." panggil Chika tiba-tiba di koridor sekolah membuat Aldebara menghentikan langkah kakinya lalu menoleh ke belakang. Ia mendapati Chika berdiri dengan raut wajah gelisah. Al mengahampiri gadis itu hingga berdiri di hadapannya.

Al menaikan sebelah alisnya "Kenapa? Luka lo masih sakit? Udah di obatin kan?" Tanya nya panjang lebar.

"Udah tapi bukan itu"

"Terus?"

"Em.. anu... apa.." jujur Chika bingung harus bilang bagaimana kepada Al, dirinya sungguh malu namun tak ada cara lain karena hanya Al yang Chika kenal di koridor ini.

Chika menarik napas dalam-dalam lalu berbalik kebelakang "Liatin rok gue ada yang aneh gak?" Tanya Chika spontan.

Al pun menyerengit lalu melirik rok sekolah yang berwarna putih itu, awalnya Al biasa saja dan mengangguk "Iya merah"

Mendengar itu Chika menutup mulutnya "Duhhh gimana nih?" Ujarnya panik.

"Emang kenapa?" Tanya Al sangat bingung.

"Gue.. datang bulan" jawab Chika ragu.

Melihat Chika yang menunduk dan meremas roknya kuat membuat Al mendekat. Dia sungguh bingung harus bagaimana. Apa yang sedang terjadi pun Al tidak tahu.

"Are you okay?" Tanya Al. Chika menggeleng lemas, sungguh ia sangat benci momen seperti ini.

Karena bingung harus berbuat apa, Al pun lari ke kelasnya yang kebetulan sangat dekat dari koridor tempat mereka berdiri sekarang, kemudian kembali lagi setelah beberapa menit.

Ternyata Al mengambil jaket miliknya dan mengikatnya di punggung Chika dengan perlahan untuk menutupi roknya yang terdapat noda berwarna merah tadi hingga membuat Chika mendongak.

"Udah kan?" Tanya Al lagi.

"Gue butuh bantuan lo" ujar Chika pelan. Al menaikan sebelah alisnya "Apa?"

Chika sedikit berjinjit berniat membisikkan sesuatu kepada Al agar tidak di dengar oleh orang lain "Tolong beliin gue pembalut di koperasi" bisiknya sambil memejamkan matanya karena menahan malu.

"Oke" jawab Al singkat. Beberapa detik setelah mendengar itu Chika membuka matanya dan melihat Al sudah berjalan menjauh. Chika kira Al akan menolak, tapi ini benar-benar di luar dugaannya.

Dengan langkah lebar Al berjalan menyusuri koridor yang padat karena sekarang sedang jam istirahat. Ia menuruni tangga dengan cepat dan masuk ke koperasi dengan santai.

Keadaaan koperasi sekolah tak begitu ramai dan padat, karena murid-murid pasti akan lebih memilih ke kantin. Kecuali ada barang-barang penting yang mereka butuhkan disini.

"Buk..." panggil Al sedikit ragu.

Bu Nita sebagai penjaga kopsis (koperasi siswa) menoleh "Iya Al kamu perlu apa?" Tanya nya yang kebetulan sudah mengenal Aldebara.

"Em saya mau beli pembalut" ujar Al tanpa basa-basi lagi.

Bu Nita membulatkan matanya lebar seperti ingin keluar "Kamu mau ngapain Al beli pembalut Hah? Jangan bercanda pakek itu, ga lucu" jelas Bu Nita sedikit emosi.

Al menggeleng cepat "enggak bu, buat temen saya, dia lagi nunggu di depan toilet sekarang" jelas Al.

Bu Nita yang tadi nya emosi kini tersenyum jahil lalu mengambil pembalut yang diperlukan Al "Sejak kapan kamu peduli sama temen cewek?" Tanya Bu Nita menggoda Al.

CHIKAL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang