Aldebara menetap dalam ke arah mata Chika. Ia menyisikan beberapa helai rambut yang menutupi wajah gadis itu.
"mata kamu Indah persis kaya punya mama"
"serius?"
Al mengangguk mantap seraya tersenyum " tapi masih Cantikan mama dong" ujar Aldebar bercanda lalu terkekeh saat melihat raut wajah kesal dari gadis yang duduk disampingnya itu.
"Kamu tuh bakat banget yah, udah bikin orang terbang tinggi terus sedetik kemudian langsung bikin jatoh"
"Tenang aja aku tangkep, malah lebih nyaman di pelukan aku daripada di langit"
Chika yang tadinya merengut langsung terkekeh "Tuh kan bisa banget bikin orang gak jadi ngambek"
"Aku mau nitip sesuatu sama kamu" ujar Aldebara lalu mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya.
"Apa?" Tanya Chika penasaran.
"Ini" tunjuk Al seraya mengangkat sebuah kalung dengan liontin bunga mawar.
"Kalung?" Tanya Chika semakin bingung.
Al mengangguk "Ini peninggalan dari mama, kata mama kalo aku udah punya pacar. Aku harus kasih kalung ini, biar awet hubungannya"
"Tapi kamu yakin mau kasih ke aku?"
"Kenapa enggak?" Jawab Aldebara. Ia memasangkan kalung itu ke leher milik Rachika hingga melekat dengan sempurna di leher putih milik gadis itu.
"Cantik" puji Aldebara dengan senyum tulus.
"Makasih"
"Kalungnya"
"Ish" desis Chika hingga membuat Al terkekeh gemas.
Ia mengusap puncak kepala Chika "Kalung itu cuma bisa dipakai sama orang-orang cantik, ya berati kamu cantik"
"Semua cewek itu Cantik, Al"
"Iyaa. Semua cewek cantik, apalagi di luar sana. Banyak banget cewek cantik. Tapi cuma kamu yang bisa bikin cowok keren ini jatuh cinta sama kamu"
"Hahaha keren gak tuh"
"Cuma kamu yang ngerasa biasa aja milikin aku" ujar Aldebara dengan nada yang sedikit dingin.
Chika menghembuskan napasnya lalu bangkit "Siapa bilang? Aku ngerasa kaya cewek paliiiiiingggg..."
"Paling apa?" Tanya Al saat Chika menggantungkan kalimatnya. Ia ikut berdiri di hadapan Chika dengan tangan di pinggang.
"Paling sialllllll!!" Canda Chika kemudian kabur dari hadapan Aldebara. Dengan gelak tawa seolah mengejek Al.
"Oh gitu" sahut Al dengan senyum mengembang. Ia mengejar Chika, hingga terjadi aksi kejar-kejaran diatas gedung itu. Bahkan langit sore dan angin yang sedang berhembus menjadi saksi bisu kebahagiaan mereka.
Saat telah berhasil mendapatkan Chika, Al memeluknya dengan kuat seakan tak ingin melepaskannya. Baru dengan gadis inilah, Al bisa menjadi dirinya sendiri. Bahkan ia bisa tertawa lepas seperti sekarang.
*****
Keesokan harinya saat pulang sekolah, Chika mengajak Aldebara untuk pergi ke toko buku di salah satu mall yang biasa mereka kunjungi. Karena telah berjanji akan berubah, mau tak mau Al mengikuti kemauan dari Chika.
"Okey, jadi kamu udah punya buku apa aja?"
"Buku apa?"
"Yah Fisika, kimia. Biologi dan lain-lain. Kamu udah punya buku apa aja?"
Aldebara menggeleng "Gak ada"
Seketika Chika membulatkan matanya "Apa? Gak ada? Jadi kalo belajar di kelas kamu pakek buku apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKAL [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] [PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Mengapa saat dewasa kita menggunakan pulpen sebagai pengganti pensil? Karena agar kita mengerti, betapa sulitnya menghapus sebuah kesalahan. Walau telah berhasil di hapus, tetap saja akan m...