"Hai bicht lama gak ketemu"
"Nongol lagi nenek sihir"
"Siapa yang lo bilang nenek sihir" tanya Sasa dengan mata melotot dan berdecak pinggang ke arah Manda.
"Yang nanya" jawab Manda tak mau kalah.
Sasa naik darah mendengarnya, ia benar-benar tidak menyukai Manda. Namun ia lebih tidak menyukai Chika karena sudah berani merebut Aldebara darinya.
"Udah lah Sa, gak usah di dengerin. Tujuan kita kan mau ngasih peringatan ke nih anak" ujar Mauren menunjuk ke arah Chika lewat matanya.
Sasa tertawa sinis "Makin jelek aja lo. Udah makin kurus, bibir pucet terus apaan lagi pakek jaket segala. Masuk angin?" Ejek Sasa lalu tertawa di ikuti Mauren.
"Dahlah Chik, gak guna disini. Ada bidadari neraka jadi panas" ujar Manda hendak pergi menarik tangan Chika namun di tahan lebih dulu oleh Sasa.
"Tunggu! Gue cuma mau minta satu hal sama lo. Aldebara. Gue bakal kasih apapun yang lo mau asal lo mau putusin Aldebara.
"Gak usah ngimpi deh lo Sa. Liat noh ada matahari, artinya masih siang. Belum malem"
"Gue gak ngomong sama lo yah"
"Heh, lagian lo pikir Chika mau gitu nyerahin Aldebara ke elo"
"Pastilah. Liat nih, harusnya dia tuh ngaca. Cewek kaya dia ini cuma jadi benalu dalam hidup Aldebara"
"Wahhh jaga yah mulut lo"
"Stoppp!! Udah-udah Man jangan berantem" teriak Chika memisahkan Amanda dan Caca.
"Makanya kalo lo mau hidup dengan tenang dan gak jadi beban di hidup Aldebara mending lo putusin dia deh"
"Apa lo bisa jamin bisa bikin Aldebara bahagia?" Tanya Chika dengan mata yang berlinang.
Sasa tertawa sinis "Jelas dong. Lo liat aja sendiri, gue bakal bisa bikin Al jauh lebih bahagia sama gue di banding sama elo"
"Chik, lo jangan ngaco deh. Gak usah dengerin nih anak, dia udah stres. Ayo pergi"
"Okeh. Gue bakal relain Aldebara buat lo" ujar Chika spontan. Bertepatan dengan itu juga air matanya jatuh.
Manda membuka mulutnya lebar "CHIKAA!!! LO SAKIT!! GAK-GAK LO PASTI BERCANDA KAN" teriak Manda histeris.
"Seriusly?" Tanya Sasa tak kalah terkejut. Ia tak menyangka bahwa Chika akan menyerah secepat ini.
Chika mengangguk mantap "Apapun asal lo janji bakal bikin dia bahagia"
"Omaygat Chika!! Lo udah gila!! Lo bego otak lo kenapa? Lo belum sarapan yah?" Tanya Manda beruntun. Ia benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Chika.
"Lo tau gue naksir Al dari SMP, gue bahkan rela lakuin apapun buat deket sama dia. Dan lo jangan pernah bercanda sama gue!" Gertak Sasa dengan mengangkat dagu Chika.
"Gue serius"
Sasa tersenyum penuh kemenangan "Gue gak nyangka lo nyerah secepat ini. Tapi bagus sih, jadi gue gak perlu buang-buang tenaga lagi. Tapi-em kayanya lebih seru kalo yang mutusin itu Al. Jadi dia kaya bener-bener benci sama lo"
"Lo bener-bener keterlaluan yah Sa!! Lo apain Chika sampe dia nurut gini!!! Chik lo kalo ada masalah sama Al gak kaya gini. Kalian bisa omongin baik-baik" ujar Manda menggoyangkan bahu Chika namun gadis itu tak menjawab, ia hanya menunduk menahan air matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKAL [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] [PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Mengapa saat dewasa kita menggunakan pulpen sebagai pengganti pensil? Karena agar kita mengerti, betapa sulitnya menghapus sebuah kesalahan. Walau telah berhasil di hapus, tetap saja akan m...