Masalah lagi

200 14 0
                                    

Hari ini adalah jam pelajaran olahraga di kelas Chika dan Aldebara. Memang kelas mereka berdua memiliki jam olahraga yang sama namun guru yang berbeda. Kebetulan juga materi hari ini adalah basket ball. Sedari tadi Chika dan Manda berusaha memantul-mantulkan bola dan melempar ke ring namun tak bisa. Biasalah cewek, kalo tidak heboh karena teriak paling heboh tertawa.

"Gak bisa ah gue" keluh Chika seraya berdecak pinggang. Dahinya pun sudah bercucuran keringat, sesekali ia mengelapnya.

Amanda memanyunkan bibirnya "Sama"

"Terus nilai kita gimana?"

"Nilai olahraga kecil gak jamin kita gak lulus Chik" ujar Manda pasrah.

Chika hanya menghembuskan napasnya. Dari dulu ia memang selalu lemah dalam hal pelajaran olahraga. Entah materi apapun itu, ia tak pernah menyukainya. Pak Aryo sebagai guru olahraga meniupkan peluitnya agar seluruh anggota kelas Chika berkumpul. Mereka akan mengambil nilai ujian praktek. Dari tempatnya berdiri, Chika dapat melihat Aldebara yang memainkan bolanya dengan lincah di ujung lapangan. Karena mereka hanya mempunyai satu lapangan, akibatnya harus di bagi dua.

Setelah seluruh murid selesai mengambil nilai. Mereka di bebaskan untuk bermain basket seraya menghabiskan jam pelajaran. Hari ini, para cewek lah yang mengambil alih lapangan. Karena harus kalian ketahui, murid cowok di kelas Chika sangat pemalas. Setelah pak Aryo pergi, mereka malah memutuskan untuk duduk-duduk saja di pinggir lapangan.

Walau tak bisa, Chika terus berusaha agar bisa bermain. Ia memantul-mantulkan bolanya dengan hati-hati agar tak di rebut tim lawan.

"OPER CHIK!!!" Teriak Manda seraya melambaikan tangannya.

Chika mengangguk, ia mengangkat bolanya untuk melempar ke Manda dengan semangat.

Brakkkkk

Sayang sekali. Bola yang di lempar Chika meleset dan malah mengenai kaca ruang guru karena lapangan tepat berada di depan ruang guru. Tentu saja semua orang yang melihatnya Shok, termasuk Chika. Ia menutup mulutnya dengan tangan saking terkejutnya.

"ASTAGFIRULLAH, SIAPA YANG NGELAMPAR BOLA INI?" Teriak pak Sugi yang keluar dari ruang guru seraya membawa bola basket tadi.

Chika meneguk ludahnya dengan susah payah. Jantungnya sudah jedag-jedug sekarang. Bahkan sekujur tubuhnya gemetar. Ia hanya menunduk tak berani melihat ke arah pak Sugi.

"Bapak tanya siapa yang lempar bola ini sampe mecahin kaca?"

Tak ada yang berani menjawab, mungkin banyak bergumam dalam hati. Mereka hanya menjawab lewat tatapan yang mengarah pada Chika.

"Chika pak" sahut Aldebara dari kejauhan seraya berjalan mendekat ke kerumunan.

Chika membulatkan matanya lalu menoleh "Mana yang namanya Chika?" Tanya pak Sugi garang.

Dengan berat hati Chika mengangkat tangannya "saya pak"

"Ikut saya ke ruang BK kamu" ujar Pak Sugi kemudian melenggang pergi di ikuti oleh Chika di belakangnya. Ia hanya mampu berdoa agar tak terjadi sesuatu yang mengerikan di ruang Bk.

Sudah satu jam lebih, Chika dan pak Sugi duduk di ruang Bk. Mereka sedang menunggu ayah Chika yang di telpon dan disuruh kemari sekarang juga. Dari tadi perasaan Chika sangat tak tenang, ia menggigit jari-jarinya.

"Assalamualaikum, maaf saya agak terlambat pak" ujar Baron yang baru saja datang di ambang pintu.

Pak Sugi menoleh dan berdiri "Ini ayah nya Chika?"

"Iya pak betul"

"Baiklah silahkan duduk" ujar Pak Sugi mempersilahkan Baron duduk di sebelah Chika.

CHIKAL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang