"Halo Chika. Kebetulan ketemu disini" sapa Sasa sok akrab. Ia berjalan di samping Chika bersama ke dua temannya hingga membuat Chika serasa di kepung.
"Mana temen lo sok jagoan itu? Gak keliatan?" Tanya Mauren yang juga berada di sebelah kiri Chika.
Chika tak menjawab, ia semakin mempercepat langkahnya. Tak ingin berurusan dengan Sasa dan teman-temannya. Namun saat Chika hendak melenggang pergi Mauren malah mencekal tangannya kuat hingga membuat Chika tertarik mundur.
"Gue cuma mau ngingetin sama lo, kalo permainan udah di mulai. Penderitaan lo akan di mulai dari sekarang Chika. Udah cukup ya bersenang-senangnya sekarang gantian gue juga mau seneng-seneng dengan lihat lo di buang oleh Aldebara"
"Maksud lo apa, Sasa"
"Upssss, gak usah belagu lo. Lo tau, yang ngatur kejadian semalam itu gue. Keren kan ide gue, berjalan mulus tanpa keliatan ada rekayasa"
"Ja-jadi Haikal jatoh gara-gara lo?"
"Yapsss tepat sekali"
"Lo jahat Sa. Lo udah bikin orang celaka"
Sasa hanya tersenyum sinis. Ia memegang kuat dagu Chika hingga membuat Chika sedikit sulit bernapas "Kalo gue mau, gue juga bisa bunuh lo sekarang. Tapi gak deh, gue mau liat lo menderita dulu terus mati secara perlahan oleh penderitaan lo itu" ujar Sasa kemudian tertawa jahat bersama teman-temanya. Ia membanting kasar wajah Chika lalu melenggang pergi.
Chika hanya meringis memegangi dagunya. Ia menatap tak suka kepergian Sasa dan teman-temanya. Walau sedikit takut, tapi Chika tak mau mengalah begitu saja.
*****
"Manda lo yakin? Nanti kalo Al makin marah gimana? Kita pulang aja deh"
"Ih Apaansih Chik, kita udah jauh-jauh kesini. Udah bohong sama ayah lo. Masa mau pulang"
"Ya makanya itu. Pertama gue udah bohong sama Ayah kedua gue gak bilang sama Al kalau mau kesini, kalo dia marah gimana?" Tanya Chika dengan nada takut.
Mereka tengah berdiri di trotoar jalan yang biasa menjadi area balap Al dan Haikal. Dari sini mereka dapat melihat banyak orang yang berkerumun di tepi jalan, sepertinya balapannya akan segera di mulai. Chika juga dapat melihat tong yang berisi kayu yang di bakar hingga terlihat api yang begitu besar.
"Ayooo Chik, udah mau mulai"
"Tapi man..."
"Ayooo ih lama banget deh" ajak Manda seraya menarik tangan Chika dengan sekuat tenaganya.
Saat telah berhasil menembus kerumunan dan berdiri paling depan, mata Chika langsung tertuju pada Al dengan motornya yang berada pada barisan paling depan. Di sana terdapat 5 orang musuh, yang Chika ketahui disana ada Al, Azam, dan Haikal.
Manda memandang tak suka para gadis yang meneriaki Azam dan memberikannya semangat. Karena tak mau kalah, Manda berinisiatif ikut berteriak tak kalah nyaring.
"AZAMM SAYANG SEMANGAT!!! PACARMU ADA DISINI" teriak Manda paling keras hingga membuat semua orang menoleh ke arahnya. Termasuk Aldebara dan Azam.
Mata Aldebara menyipit ketika melihat Chika tengah berdiri di samping Manda. Ia tengah memejamkan matanya dan menutup telinga dengan tangan karena tak kuat mendengar suara toa Manda.
Dengan santai Al turun dari motornya dengan tangan yang masih memegang helmnya. Ia mendekati Chika lalu memukul wajah cowok yang berdiri di samping Chika dengan keras.
Otomatis semua orang memperhatikannya bingung, kenapa bisa Al memukul orang secara tiba-tiba. Chika hanya berdiri mematung menggigit jari telunjuknya bingung harus berbuat apa agar Al berhenti memukuli cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKAL [COMPLETED]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] [PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Mengapa saat dewasa kita menggunakan pulpen sebagai pengganti pensil? Karena agar kita mengerti, betapa sulitnya menghapus sebuah kesalahan. Walau telah berhasil di hapus, tetap saja akan m...