"Chika lo kenapa sih? Kenapa lo ngelakuin hal kaya tadi? Sama aja lo kaya ngehina Aldebara"
"Lo tanya gue? Gue aja gak tau gue kenapa"
"Coba cerita sama gue"
Chika menghembuskan napasnya panjang. Mereka sedang berjalan menyusuri koridor untuk pergi ke kelas.
"Gue gak tau Man, semenjak kejadian Olive Kemaren gue jadi berpikir negatif kalo deket-deket sama Aldebara"
Manda memejamkan matanya "Chika! Chika! Chika! Lo tuh dodol banget sih. Lo coba pikir pake logika aja Chik, emang Al ada keliatan tampang kaya cowok gak bener?"
"Lo gak bisa nilai orang dari tampang doang man. Bisa aja kan"
"Huft.... lo liat tadi. Lo liat kan, Al nolong cewek yang di buli sama anak cowok tadi, Padahal dia gak kenal. Chikaaa gue kenal Al udah lama, dan gue tau kalo dia itu ngehormatin cewek banget. Dia gak mungkin macem-macem sama lo. Kalo soal Olive, ya itu mungkin emang dia yang salah pergaulan"
"Tapi Man, pergaulan Al sama Olive itu gak jauh beda" bantah Chika dengan nada serius.
Manda memegang kedua pundak Chika "Lo boleh mikir pakek logika, tapi hati juga harus berfungsi Chik. Lo harusnya bisa nilai Aldebara setelah kalian pacaran kurang lebih satu bulan ini. Dia pasti kecewa banget kalo tau lo mikir gini, di tambah lo udah nuduh dia tadi"
"Buang semua pikiran nething lo, minta maaf sama dia" ujar Manda menyakinkan Chika.
"Emang gue salah banget?"
"Banget"
"Ekhem. Ngapain sih drama di jalan kaya gini, kan kita mau lewat" ujar Sasa yang tiba-tiba datang bersama Mauren.
"Tau banyak drama banget sih hidup kalian" sahut Mauren.
"Duhhh repot yaa repot ngurusin hidup orang. Dasar cabe! Canda cabeeeee" cibir Manda muak.
"Tuh mulut di jaga ya!!!" Ujar Mauren tak terima.
"Kenapa? Kesindir? Bagus deh"
"Man udah man yuk pergi" ajak Chika berbisik ke Manda.
"Bentar Chik, yang begini mah harus di jabarin dulu"
"Heran deh gue kenapa yah, Azam sama Aldebara mau aja sama modelan kaya kalian berdua" ujar Sasa dengan melipat tangan di depan dada.
"Yah berati kita lebih cantik di banding kalian" tawa Manda sinis.
"Anying!!!!!" Desis Sasa tajam.
"Liat aja nanti, Azam sama Aldebara bakal putusin kalian. Tunggu aja tanggal mainnya" sahut Mauren memperingati dengan menunjuk wajah Manda dan Chika satu-satu.
Manda tersenyum sinis, ia melipat kedua tangannya di depan dada "Kalo kalian mau rebut pacar kita ya rebut aja"
"Tapi pertanyaan gue cuma gini, kalian mampu gak bosss!!!" Lanjut Manda.
"Lu bener-bener yah!" Sentak Sasa sudah bersiap ingin melayangkan tamparan kepada Manda. Namun Chika menahannya dengan cepat.
"Lo!! Lepasin!!!" Titah Sasa setengah berteriak. Chika menghempas kasar tangannya kemudian menarik Manda untuk pergi dari sana sebelum terjadi pertengkaran yang lebih parah.
"Udah mulai berani ya lo"
******
Rachika menghembuskan napasnya lega ketika berhasil menemukan Aldebara di taman belakang sekolah. Ia melihat Aldebara sedang tertidur di atas bangku kayu yang ada di bawah pohon di dekat sana. Sejak bel pulang tadi, Chika bertekat untuk mencari Al dan meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKAL [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] [PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Mengapa saat dewasa kita menggunakan pulpen sebagai pengganti pensil? Karena agar kita mengerti, betapa sulitnya menghapus sebuah kesalahan. Walau telah berhasil di hapus, tetap saja akan m...