Mengenal Al lebih dalam

227 22 0
                                    

Dengan susah payah Chika berjalan menyusuri koridor sekolah. Ia membawa kardus yang berisi bahan-bahan kelompoknya untuk praktek nanti di pelajaran prakarya. Ia sedikit kesusahan melihat ke depan karena tertutup oleh beberapa karton yang di gulung.

Bruk

Chika tidak sengaja menabrak seseorang begitu keras. Untung saja kardus yang ia pegang tidak jatuh. Karena tidak bisa melihat siapa yang ia tabrak, Chika sedikit menurunkan kardusnya.

"Maaf gak senga......" matanya membulat saat melihat orang yang di tabraknya adalah Haikal.

"Sini gue bantu" tawar Haikal ramah. Bisa-bisanya cowok itu bersikap seolah tak ada salah kepada dirinya.

"Gak usah gue bisa sendiri" ujar Chika sedikit ketus. Ia hendak kembali melanjutkan langkahnya namun Haikal sudah lebih dulu mencekal tangan Chika. Ia merebut kardus yang berada di tangan Chika hingga membuat gadis itu membulatkan matanya.

"Kata orang, kalo orang mau berbuat baik itu gak boleh di tolak. Pamali"

Chika tak menanggapi. Ia hanya diam tak tahu harus berbuat apa. Di tambah keadaan koridor yang sangat sepi membuat dirinya tak dapat berbuat banyak.

"Mau di bawa kemana?"

"Kelas"

Haikal mengangguk. Ia berjalan mendahului Chika yang masih berdiri mematung di tempatnya tadi. "Hey ayo, kok malah bengong"

"Eh-iya"

Kemudian mereka berjalan menyusuri koridor menuju ke kelas Rachika. Jarak dari perpustakaan ke kelas Chika memang agak sedikit jauh.

"Gue mau minta maaf ya karena kemarin-kemarin jahatin elo terus"

Chika menyerengit, kelakuan Haikal sangat aneh. Namun Chika tidak boleh terlena, mungkin saja cowok ini sedang merencanakan sesuatu.

"Iya santai aja"

"Em gue boleh gak jadi temen lo?"

"H-ah? Temen?" Tanya Chika semakin bingung. Haikal mengangguk mantap. Ia tersenyum lebar kepada Chika.

"Boleh?"

"Serah lo deh"

"Sebagai temen gue mau cerita nih. Gue bingung mau cerita ke siapa. Kalo ke sesama cowok gue sedikit gengsi sih"

Chika diam tak menjawab. Jujur ia tak terlalu nyaman berada di dekat Haikal. Apalagi sekarang cowok ini malah sok akrab sekali dengan dirinya.

"Gue sama Olive putus Kamaren. Soalnya Olive selingkuh dari gue. Jujur sih gue sakit hati banget. Kadang suka mikir aja, kenapa ya semua orang selalu ninggalin gue. Kadang gue juga suka iri sama Aldebara. Bisa-bisanya dia dapet temen yang solid banget dan sekarang gue tambah makin iri sama dia, karena dia dapet pacar cantik banget" ujar Haikal panjang lebar.

"Sabar aja. Mungkin dia bukan yang terbaik. Makasih ya" ujar Chika berterima kasih ketika sudah tiba di depan kelasnya. Walau nadanya masih sangat cuek dan ketus.

"Iya sama-sama"

Dari kejauhan ternyata Aldebara tak sengaja melihat kejadian itu. Tangannya sudah mengepal. Otaknya terus bertanya, apalagi yang di rencanakan Haikal. Ia sungguh sudah muak dengan tingkah Cowok itu.

****

"Halooooo guyss boleh gabung?" Tanya Sasa tiba-tiba saja datang. Kali ini ia sendirian menghampiri meja yanh di tempati Aldebara, Azam dan Fadil.

"Bolehhh dong, mumpung Fadil jomblo nih Sa" sahut Azam dengan senyum sinis ke arah Fadil.

"Idih siapa juga yang mau sama Fadil. Gue mah maunya sama Aldebara" bantah Sasa dengan nada alay. Ia menarik kursi kemudian duduk di samping Aldebara.

CHIKAL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang