Duh maaf ya Author ga nentu update nya kapan. Tergantung otak aja sih dapet inspirasi nya kapan. Tapi tetap support yah karena Author butuh banget suport dari kalian man teman:)
Have Fun di cerita ini
HAPPY READING🖤
Suasana ruang tamu yang tadinya dingin kini menjadi sangat panas. Chika pun dari tadi tidak tenang karena Baron belum menunjukan reaksi suka atau tidak suka kepada Aldebara.
Lalu Anita membawa nampan berisi minuman dan makanan ringan dari dapur "Silahkan nak Al diminum" tawar Anita ramah dengan senyum manis.
Al mengangguk canggung "Eh iya Tan, makasih udah ngerepotin" ujar Al basa basi.
"Siapa nama lengkap kamu?" Tanya Baron lagi. Dari tadi ia tidak berhenti bertanya kepada Al. Chika pun hanya melongo mendengarnya, namun anehnya Al selalu bisa menjawab pertanyaan Baron dengan tenang.
"Aldebara Lavinio Abraham" ujar Al santai dengan suara serak khas miliknya.
Baron melebarkan matanya "Kamu putra dari Gergino Abraham?" Tanya Baron kaget.
Al mengangguk "Iya, om kenal?"
Senyum lebar pun muncul di wajah Baron hingga membuat Anita dan Chika bingung "Dia itu orang baik yang udah ngasih om kerjaan disini. Om sangat menyukai Ayah kamu nak" jelas Baron.
Respon Al hanya tersenyum lebar benar jika papi nya selalu di bilang baik dan sempurna oleh semua orang. Tapi menurut Al, Gergino memiliki satu kekurangan yang tak di ketahui oleh semua orang kecuali Al, yaitu rasa perhatian dan kasih sayang kepada Al selayaknya seorang Ayah. Dia hanya bisa memberi uang tapi tidak perhatian.
"Om yakin kamu juga orang baik Aldebara" ujar Baron hingga membuyarkan lamunan Al.
"Amin om"
"Bunda kayanya juga yakin Kak, kalo Al ini anak yang baik" ujar Anita ikut bicara.
"Ayah sama Bunda kan baru kenal, kok bisa udah yakin aja" sanggah Chika cepat. Sebenarnya ia sangat berharap bahwa Ayah dan bunda nya tidak menyukai Al dan menyuruhnya untuk menjauhi Chika. Namun kenapa ekspektasinya tidak pernah sejalan dengan realita.
"Chik, Ayah udah tua. Jadi udah banyak pengalaman dan Ayah juga udah tau orang itu baik atau jahat hanya lewat tampang"
"Tapi yah buah durian yang penuh duri aja dalem nya bisa manis kok. Jadi ayah ga bisa nyimpulin apa-apa dari tampang" jawab Chika panjang lebar.
Baron hanya tersenyum "Ayah yakin kamu bakal narik kata-kata kamu suatu saat nanti. Ya gak bun?"
Anita hanya mengangguk dan ikut tersenyum "yaudah kalian ngobrol aja dulu. Ayah sama bunda mau ke belakang ya" pamit Anita kemudian bangkit bersama Baron.
"Iya te" jawab Al dengan senyum simpul.
"Bakat lo caper" cetus Chika tiba-tiba saat Anita dan Baron telah pergi ke belakangan.
"Gue juga heran sama diri gue sendiri. Kenapa bisa sampe ngelakuin hal ini ya?" Tanya Al heran.
"Lo belum pernah punya pacar?" Tanya Chika memastikan. Al menggeleng pelan "Belom" jawabnya. Jujur ini kali pertamanya ia terlalu peduli tentang perempuan.
"Heh jaman sekarang" remeh Chika dengan senyum sinis.
"Emang mantan lo udah berapa?"
"Ga ada" jawab Chika santai hingga membuat Al tersenyum sinis "selain galak lo juga bego" ujar nya lalu menyadarkan tubuhnya ke kursi untuk meregangkan urat pinggangnya yang tegang dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKAL [COMPLETED]
Dla nastolatków[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] [PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Mengapa saat dewasa kita menggunakan pulpen sebagai pengganti pensil? Karena agar kita mengerti, betapa sulitnya menghapus sebuah kesalahan. Walau telah berhasil di hapus, tetap saja akan m...