Hai guys selamat datang ini cerita pertama aku. Maap kalo masih kurang bagus atau banyak kekurangan. Bisa wuntuk saling mengingatkan yaa Dan harap maklum kalo masih banyak kekurangan.
Selamat bergabung di kehidupan Aldebara dan Chika. Happy Reading✨
RACHIKA MAHESWARA
Seorang laki-laki dengan tubuh terbalut jaket hitam berlambang Serigala itu menurunkan standar motornya. Ia melepas helmnya lalu tersenyum sinis saat berhasil memenangkan perlombaan balap malam ini dengan sempurna.
Dua orang temannya yang baru saja tiba di belakangnya juga memberikan tos sebagai ucapan selamat.
"Ini hadiah taruhannya" ujar seseorang yang tiba-tiba menghampiri mereka seraya membawa amplop tebal berisi uang taruhan.
"Gue gak butuh" ujar laki-laki itu datar.
"Kenapa tidak? Lo pemenangnya malam ini"
"Gue lakuin ini cuma buat seneng-seneng. Dan gue gak butuh uang itu. Karena itu haram" ujarnya lalu naik ke atas motornya melenggang pergi.
****
Chika menatap kosong sebuah rumah yang sudah tua dan berdebu yang ada di hadapannya. Sulit dipercaya ia harus tinggal di rumah peninggalan neneknya yang mungkin bisa dikatakan sudah sangat lama tidak dihuni karena neneknya telah lama meninggal.
"Kita serius tinggal disini yah?" Tanya Chika pelan dengan tatapan lurus ke depan.
Baron hanya tersenyum kemudian mengangguk lalu mengelus kepala Chika dan Calita adiknya. "Iya, ga terlalu buruk kan sayang. Liat di depan sana ada rumah pohon sama ayunan jadi nanti Chika sama Calita bisa main disana" ujar Baron menunjuk ke depan yang langsung diikuti oleh pandangan Chika dan Calita.
"Horeeeee, Caca seneng deh. Nanti kita main disana ya kak Chika" teriak heboh Calita yang kerap di panggil Caca.
Baron mendekati Anita sang istri yang tengah melihat keadaan rumah itu lalu merangkulnya "Rumah nya emang sedikit berdebu, nanti kita bersihin ya. Kita harus kuat dan semangat" ucap Baron tiba-tiba. Anita menoleh dan tersenyum mencoba menerima keadaan, ia sebenarnya juga terpukul dengan semua ini namun ia harus kuat demi kedua anak nya.
***
Keadaan meja makan sangat hening sekarang. Semua larut dalam pikiran nya masing-masing. Hanya terdengar suara sendok dan piring yang sedang bertabrakan tanpa adanya pembicaraan.
Baron menghela napasnya panjang "Ayah udah daftarin Kakak sama Adek sekolah disini"
Chika pun menoleh dan mengangkat sebelah alisnya "emang kita bakal selamanya disini?"
"Kak, ayah belum bisa pastiin itu tapi lebih baik kalian sekolah dulu daripada ketinggalan pelajaran kan?" Tanya Baron sambil menggenggam tangan Chika.
"sekolahnya emang ga sama kaya sekolah kakak yang lama karena Ayah sama bunda sekarang cuma sanggup sekolahin kak Chika di sekolah negeri disini, tapi kualitasnya gak kalah bagus kok. Kakak ngalah dulu ya sama Caca karena kakak kan pinter bisa sekolah dimana aja" jelas Anita angkat bicara.
"Tapi bund..."
"Kak Chika ini cuma beda Swasta dan Negeri nya aja, ayah harap Kakak bisa maklum dengan kondisi kita sekarang" potong Baron hingga membuat Chika mengangguk pasrah.
"Yeay besok Caca udah masuk sekolah baru dong" teriak heboh Caca.
"Iya sayang, yaudah kalian tidur ya. Besok kalian harus bangun pagi" titah Anita lembut.
***
"Have Fun Kak Chika, semoga cepet dapat temen baru yah. Ayah mau kerja dulu, jaga diri baik-baik yah" ujar Baron disela kaca mobil yang terbuka lebar. Mereka masih mempunyai satu mobil namun bukan kelas yang mewah seperti dulu hanya yang biasa, itupun sisa penjualan rumah mereka setelah habis dibayar dengan hutang-hutang perusahaan Baron.
Chika tersenyum simpul lalu mengangguk, ia berbalik dan menatap gerbang sekolah yang tak terlalu besar "SMA NEGERI TRISAKTI" yang terpampang jelas.
Tak ada senyum yang keluar dari wajah Chika, ia hanya memasang muka datar dan tatapan kosong. Setelah menuju kantor dan mengurus keperluan pindah nya dia diberitahu akan kelas barunya yaitu kelas XI.IPA2.
Sepanjang koridor semua pasang mata menatap aneh ke arah Chika, mungkin karena seragamnya yang berbeda sebab Chika masih mengenakan seragam sekolah lamanya dulu dan belum mendapatkan seragam baru untuk saat ini masih di pesan.
XI.IPA2
Sebuah papan menggantung diatas pintu, setelah merasa bahwa ini kelas nya Chika berdiri di depan pintu tersebut. Pandangan yang pertama ia lihat adalah keadaan kelas yang cukup gaduh namun hening seketika saat melihat Chika berdiri mematung di depan pintu.
"Subahanallah Gelis pisan" celetuk salah satu murid laki-laki.
Selang beberapa menit mereka pun berhamburan maju mengelilingi Chika untuk mengajaknya berkenalan. Tidak bisa dibohongi bahwa Chika sangat risih dan meresa kekurangan oksigen.
"Stop, eh kalian tuh bisa ga sih gausah bikin orang risih. Sana balik ke kursi masing-masing" teriak salah satu murid perempuan dari ujung sana. Dan entah bagaimana bisa mereka menuruti perintah murid perempuan tersebut.
"Hai...." sapa nya ramah "Gue Amanda Ziva. Lo bisa panggil gue manda dan gue ketua kelas disini jadi kalo lo butuh apa-apa bilang sama gue" jelas Amanda panjang lebar seraya mengulurkan tangannya.
Chika meraih tangan Amanda perlahan "Chika" ujarnya singkat namun disambut senyum lebar dari wajah Amanda.
****
Segitu dulu ya Prolog nya, hehehe. Gimana bagus ga sih? Coba komen dong bagian yang kurang enak biar Admin bisa perbaiki.
RACHIKA MAHESWARA
BARON MAHESWARA
CALITA ANGGUN MAHESWARA
ANITASARI MANUELLA
AMANDA ZIVAItu nama-nama tokoh yang hadir di part ini, udah hapal belum mereka siapa aja? Hehe. Oh iya sampai bertemu di part selanjutnya sobat CHIKAL.
HAVE NICE DAY✨
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKAL [COMPLETED]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] [PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Mengapa saat dewasa kita menggunakan pulpen sebagai pengganti pensil? Karena agar kita mengerti, betapa sulitnya menghapus sebuah kesalahan. Walau telah berhasil di hapus, tetap saja akan m...