"Jangan pernah menyakiti hati penulis atau kamu akan abadi di dalam setiap karyanya"
*****
Hai?
Kalo kamu udah bisa baca surat ini berati operasi mata kamu berhasil dong. Syukur deh aku ikut seneng. Kamu inget gak, dulu kamu pernah bilang mata aku indah. Sekarang aku titip mata indah itu sama kamu yah. Jangan pernah pakek mata itu buat nangis lagi, karena dulu aku sering pakek buat nangis kasian takutnya dia capek...Seketika air mata yang tadinya mengalir di pipi Aldebara di hapusnya kasar. Ia tersenyum simpul membiarkan angin menghempas kasar ke seluruh tubuhnya. Aldebara tengah membaca surat terakhir dari Chika di atas atap gedung tempat biasa dirinya dan Chika dulu biasa menghabiskan waktu bersama.
Jika akhirnya aku akan tetap harus pergi. Maka aku akan tetap bahagia. Sebab jalan cerita kita pernah dipertemukan, kita yang pernah saling membanggakan, kita yang pernah saling membahagiakan, kita yang pernah menghabiskan banyak waktu, kita yang pernah berencana tentang masa depan, kita yang pernah berjanji sehidup semati. Walau akhirnya aku yang mati dan kamu yang hidup......
Aku cuma pengen mau sampein ke kamu. last of all I want to say thank you udah pernah jadi sosok laki-laki yang buat aku layaknya seorang ratu, udah jadi penyemangat aku, udah pernah jadi bagian besar di hidupku yang hitam putih ini. Maaf karena aku udah pernah bikin kamu benci sama aku, itu semua karena aku sayang sama kamu. Tapi aku ikhlas kok, sayang emang harus saling mengorbankan kebahagiaan kan ya? Em selalu jadi orang baik yah komandan. Aku sayang kamu.
Salam sayang
Rachika Maheswara
Aldebara memeluk surat itu dengan erat menempel di dadanya. Ia memejamkan matanya berharap bahwa ini semua hanya mimpi buruk. Namun tetap saja saat membuka matanya ia tertampar bahwa ini nyata. Tidak ada lagi yang bisa di sesali ataupun di rubah. Semuanya sudah terjadi begitu saja.
"CHIKAA!!! GUE SAYANG SAMA LO!!!! LO GAK BISA DONG PERGI NINGGALIN GUE GITU AJA!!" teriaknya lalu merosot lemas.
"Kenapa sih gue hidup cuma buat ngeliat orang yang gue sayang pergi. Kenapa gak gue aja yang pergi, kenapa kalian?..."
Aldebara menggeleng "Gue gak sekuat itu. Asal kalian tahu, selama ini gue cuma pakek topeng buat nutupin semua luka yang gue punya"
"TAPI MAKASIH, MAKASIH KARENA KALIAN UDAH PEDULI BANGET DAN SAYANG BANGET SAMA GUE. MAKASIH UDAH NGORBANIN HIDUP KALIAN CUMA BUAT KEBAHAGIAN GUE!!!"
"GUE GAK TAHU GIMANA JADINYA HIDUP GUE TANPA KALIAN"
Ia berteriak sekencang mungkin meluapkan segala emosinya. Aldebara mendongak menatap ke arah langit lalu menaruh tangannya di dahi membuat dirinya dalam sikap hormat.
"Tapi Aku janji sama kalian. Mama, papa, Chika, Nano. Aku bakal buat kalian bangga. Aku gak akan ngecewain kalian yang udah mati-matian ngorbanin hal yang berharga dalam hidup kalian hanya untuk kebahagiaan aku" ujarnya lalu menurunkan tangannya perlahan.
Dengan dada yang begitu sesak, Aldebara menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan "Dan aku bakal perbaiki semua yang masih ada sebelum terlambat juga"
*****
Hari ini Aldebara memutuskan untuk tidak masuk ke sekolah. Ia berniat datang ke kantor papanya untuk memperbaiki kesalahan yang pernah ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKAL [COMPLETED]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] [PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Mengapa saat dewasa kita menggunakan pulpen sebagai pengganti pensil? Karena agar kita mengerti, betapa sulitnya menghapus sebuah kesalahan. Walau telah berhasil di hapus, tetap saja akan m...