Gemerlap lampu jalan bercahaya dengan redup. Membuat bayangan samar orang-orang disana. Aldebara sudah berdiri dengan gagah di sebelah motor Kawasaki Ninja H2R berwarna hitam kesayangannya itu.
Rahangnya yang kokoh telah terbalut helm Full face yang berwarna hitam senada dengan motornya. Ia bersiap memakai sarung tangan dan mengeratkan resleting jaketnya. Sorak-sorak pendukung menggema di jalanan sepi itu. Azam dan Fadil juga tengah berdiri di pinggir jalan.
Haikal juga sudah siap dengan motornya yang berjejer rapi dengan motor Al. Saat merasa sudah lengkap, Aldebara naik ke atas motornya di ikuti Haikal. Mereka menyalakan motornya masing-masing. Memainkan gas membuat suara yang begitu keras sampai mengeluarkan asap begitu banyak. Sorak penonton semakin keras, hingga membuat perlombaan semakin sengit.
Azam berdiri di antara mereka. Memegang bendera dan mulai berhitung. Saat hitungan ketiga terdengar nyaring, Aldebara dan Haikal langsung menjalankan motor mereka dengan kecepatan tinggi.
Dengan lincah dan telaten Aldebara membawa motornya meninggalkan Haikal jauh di belakang. Hingga setelah setengah jam menyusuri jalanan sepi akhirnya ia sampai ke garis finish di sambut meriah oleh para penonton yang tak lain adalah temannya dan teman Haikal sendiri.
Dengan senyum lebar, Al melepas helmnya. Menyambut Haikal yang baru datang dengan raut wajah masam. Ia turun mendekati Haikal "Udah tau kan siapa yang noob?" Tanya Azam kini berdiri di sampinh Aldebara.
"Gue gak terima kelelahan ini dengan mudah. Lo semua inget, gue gak akan pernah berhenti buat nantangin Dia sampe gue bisa ngalahin dia" ujar Haikal sengit tak mau mengalah. Tangannya menunjuk wajah Aldebara.
Namun Al menatapnya datar. Ia menepis tangan Haikal kasar dari hadapan wajahnya. Al mengacungkan jempol di depan wajah Haikal "Lagi-lagi gue kasih lo ini" ujarnya lalu membalikan jempol nya kebawah sebagai penghinaan kepada Haikal.
Fadil dan Azam semakin tertawa meremehkan "Makan tuhh cemennnn" ujar Fadil menendang motor Haikal lalu pergi dari sana bersama Aldebara dan Azam.
"Jangan bosen yaaa buat kalah. Kita bakal selalu setia kok buat jadi orang yang bantu lo kalah!!" Teriak Azam dari atas motor Fadil. Ia sengaja tak membawa motor dan menebeng ke Fadil.
Tangan Haikal mengepal. Ia melihat tajam kepergian Aldebara, Fadil dan Azam. Dengan emosi ia membanting helmnya sembarangan lalu mengacak rambutnya frustasi. Dari dulu ia selalu saja kalah. Entah skill macam apa yang dimiliki Aldebara sehingga ia tidak pernah bisa mengalahkannya.
"Gue akan bales semua ini, Aldebara!!!" gumannya berteriak di jalanan sepi itu.
***
Chika menatap serius kertas ulangan matematika di tangannya. Ia tadi di panggil ke ruang guru oleh Bu Hana untuk mengambil hasil ulangan harian matematika mereka kemarin. Kakinya terus melangkah menyusuri kodidor menuju ke kelas, tetapi pandangan matanya tak terlepas dari kertas yang ada di tangannya.
Bruk. Tanpa ia sadari, Chika menabrak seseorang di hadapannya hingga membuat kertas yang ia pegang berterbangan dan berakhir berserakan di lantai.
"Ck duh kalo jalan liat-liat dong kan jadi jatuh gini" desisnya menggerutu lalu berjongkok untuk mengumpulkan kertas yang berserakan itu.
Aldebara menarik senyum simpul. Ia memperhatikan Chika yang mendumel dengan kesal. Tak lama Al ikut berjongkok di hadapan Chika dan ikut mengambil beberapa kertas di hadapannya.
"Dia yang nabrak dia juga yang ngoceh" sindir Al hingga membuat Chika melihat ke depan. Ia sangat mengenal suara serak milik Aldebara. Ekspresi wajahnya pun berubah seketika.
Saat mengetahui orang yang di tabraknya benar-benar Aldebara, jantung Chika berdetak lima kali lebih cepat. Namun sebisa mungkin ia bertingkah santai di depan Aldebara.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKAL [COMPLETED]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] [PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Mengapa saat dewasa kita menggunakan pulpen sebagai pengganti pensil? Karena agar kita mengerti, betapa sulitnya menghapus sebuah kesalahan. Walau telah berhasil di hapus, tetap saja akan m...