"Yah, Chika minta maaf" ujar Chika membuka pembicaraan saat keadaan meja makan tengah hening.Baron yang hendak menyuap makanan ke mulut terhenti lalu menaruh sendok nya kembali ke atas piringnya. Ia menoleh ke Chika "Iyaaa" jawabnya singkat seraya mengangguk.
"Ayah beneran gak marah lagi kan?" Tanya Chika untuk memastikan bahwa Baron benar-benar sudah memaafkannya.
Baron tersenyum simpul "Mana bisa ayah marah ke kakak. Karena disini memang ayah yang salah. Ayah udah gagal jadi sosok seorang ayah yang bertanggung jawab ke kalian" ujar Baron nanar dengan raut wajah sedih. Ia menatap kosong nasi dan lauk yang ada dihadapanya.
Chika menggeleng cepat "Enggak, ayah adalah ayah terbaik di dunia. Chika bangga jadi anak Ayah" ujar Chika dengan senyum lebar.
"Caca juga kok" sahut Caca ikut-ikutan.
"Juga apa nih?" Tanya Anita ikut bersuara.
"Caca sayang sama ayah dan bunda. Karena ayah dan bunda hebat" ujarnya lalu berlari ke arah Baron dan Anita untuk memeluknya.
Dengan senang hati Baron dan Anita menyambut pelukan itu, tak mau kalah Chika segera bangkit dari kursinya lalu ikut memeluk dari belakang. Mata Baron sudah bergelinang air mata, ia betul-betul terharu. Walau lambat akhirnya keluarga nya bisa memaklumi kondisi nya saat ini. Ia mengelus pelan pundak Anita dan Chika yang berada di jangkauan tangannya.
"Caca gak mau balik ke rumah kita yang lama. Caca betah disini yah, kita selamanya aja disini" ujar Caca disela dekapan mereka. Baron mengangguk sebagai tanda mengiyakan ucapan Calita.
***
"Yah, mending besok ayah gak usah anter Chika lagi deh" ujar Chika di balik kaca jendela mobil Baron yang terbuka.
"Loh kenapa kak?" Tanya Baron bingung.
"Ayah jadi telat kan kerja nya. Besok Chika bisa kok naik angkot. Lagian jarak ke sekolah Chika sama ke kantor ayah kan berlawanan" jelas Chika panjang lebar setelah melihat jam ditangan nya yang telah menunjukan pukul 07.30 wib.
Baron tersenyum simpul lalu mengangguk "Yaudah ayah berangkat dulu yah. Kakak sekolahnya yang pinter jangan pacaran mulu" kekeh Baron.
Chika membulatkan matanya lebar "Ayaaaahhhh... Chika gak punya pacar" gerutu Chika kesal.
Baron terkekeh "Iya... iyaaa" ujar Baron lalu menutup kaca mobilnya. Setelah itu ia menginjakkan gas pergi menjauh dari area sekolah Chika. Ia memang sudah terlambat karena harus mengantar Chika dan Calita terlebih dahulu.
***
"Pagi Chikaaaaaaa" sapa Amanda heboh yang tiba-tiba muncul di samping Chika hingga membuat dirinya kaget.
"Ngagetin tau" gerutu Chika sedikit kesal.
Amanda hanya nyengir "eh Chik gue mau ke kelas Azam nih mau ngasih sarapan. Mau ikut gak?" Tanya Manda saat mereka sedang berjalan bersamaan di parkiran.
Chika menggeleng, sungguh ia tak berminat. Apalagi harus bertemu dengan Aldebara. Namun ia teringat sesuatu.
"Eh tunggu dulu" ujarnya lalu menghentikan langkahnya dan mengambil sesuatu dari dalam ranselnya.
Amanda hanya menyerengit bingung "Nitippp" ujar Chika saat mengeluarkan paperbag dari tasnya.
"Apaan nih?" Tanya Manda melihat isi paperbag tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKAL [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] [PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Mengapa saat dewasa kita menggunakan pulpen sebagai pengganti pensil? Karena agar kita mengerti, betapa sulitnya menghapus sebuah kesalahan. Walau telah berhasil di hapus, tetap saja akan m...