RACHIKA MAHESWARA
ALDEBARA LAVINIO ABRAHAM
***
Chika terduduk lemah di depan gerbang sekolahnya. Sejak pertengkaran dengan Baron semalam, tidak ada pembicaraan antara mereka. Baron pun telah pergi bersama Caca tanpa menunggu Chika seperti biasanya.
Entah apa yang harus Chika lakukan sekarang. Tidak mungkin dia kembali lagi kerumah, bisa-bisa Anita akan sangat marah kepadanya.
Suara motor terdengar begitu dekat dengan telinga Chika hingga ia mendongak. Seorang murid cowok membuka helm hingga menampilkan wajahnya. Chika hanya memutar bola matanya malas saat mengetahui bahwa itu Aldebara lalu kembali menatap lurus ke depan.
Al hanya tersenyum simpul setelah merapikan rambutnya yang sedikit lepek akibat tertutup helm.
"Tumben telat" ujarnya membuka topik pembicaraan.
"Kesiangan" jawab Chika ketus.
Al yang tadinya berdiri kini ikut duduk disamping Chika yang tengah berjongkok di depan gerbang sekolah. Ia menselonjorkan kakinya yang panjang membuat posisinya senyaman mungkin. Chika tak memperdulikannya ia sibuk dengan pikirannya.
"Kalo lo cuma bengong disini sampe besok juga nih gerbang gak bakal ke buka kali" ujar Al tiba-tiba.
Mendengar itu Chika mengacak rambutnya kasar lalu ikut duduk dengan sempurna tak peduli jika roknya akan kotor.
"Lo lagi ada masalah?" Tanya Al menatap Chika yang terlihat sangat kusut.
Chika menoleh "Gausah kepo"
"Em, kata orang sih kalau kita ada masalah terus cerita ke orang mungkin bisa jadi lebih ringan, ya walau belum tentu bisa bantu" jawab Al meyakinkan Chika agar mau berbagi masalah dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKAL [COMPLETED]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] [PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Mengapa saat dewasa kita menggunakan pulpen sebagai pengganti pensil? Karena agar kita mengerti, betapa sulitnya menghapus sebuah kesalahan. Walau telah berhasil di hapus, tetap saja akan m...