"Happy birthday to youuuuu... Happy birthday to youuu... Happy birthday.....Happy birthday yo youuu...."
"Tiup lilinya caca" ujar Anita dengan senyum lebar.
"Make a wish dulu dong" ujar Baron seraya mengelus pundak Caca.
Caca memejamkan matanya, ia memohon dan berdoa entah apa yang di doakannya. Namun dengan senang Chika, Bara, Anita dan Al menunggu Caca meniup lilinya.
Fyuuuhhhh
"Yeayyyyyyyy..." tepuk tangan Chika heboh.
Mereka sedang merayakan ulang tahun Calita yang ke 14 tahun untuk pertama kalinya tanpa ada pesta mewah. Hanya berkumpul di meja makan dengan kue buatan Anita dan air putih. Namun entah kenapa rasanya Chika sangat bahagia, baru kali ini Baron berada di rumah saat ulang tahun Caca. Karena dulu pria itu sangat sibuk bahkan tidak pernah datang.
"Selamat ulang tahun sayang" ujar Baron memeluk Calita seraya mengusap rambutnya. "Ayah punya hadiah buat kamu"
Calita melepas pelukan Baron, ia sangat kepo hadiah apa yang di berikan sang ayah tahun ini. Baron mengulurkan sebuah kado. Dengan semangat Sasa langsung membukanya tanpa menunggu lama lagi. Raut wajahnya yang tadi sempat tersenyum kini berubah drastis.
Ia sedikit murung "Cuma Tas?" Tanyanya sambil mengangkat sebuah tas bergambar Barbie.
Baron mengangguk dengan senyum lebar "Iya, kan Kemaren Caca bilang sama Ayah tasnya Caca udah jelek, gak ganti-ganti. Sekarang udah ada yang baru dan bisa di pakek besok"
Anita segera mengambil alih suasana yang begitu canggung "Ini bagus banget lo ca. Bilang apa sama ayah?"
"Makasih ayah" ujar Caca lalu mengecup dahi Baron. "Bunda?" Tanya Caca ke arah Anita namun Anita hanya tersenyum sebagai jawabannya.
"Kakak tahu, pasti hadiah bunda ituuuuuu... ya kue ini lah Ca. Pasti kamu belum pernah kan di buatin kue sama bunda. Wah pasti ini enak banget" ujar Chika seraya memotong kue itu lalu menyuapi Caca. "Gimana enak gak?"
Caca mengangguk antusias "Iya enak banget kak. Makasih Bunda"
Aldebara hanya menyimak dari tadi. Ia melihat setiap detik kejadian yang berada di depan matanya tanpa ada yang terlewat. Seperti pernah mengalami hal yang sama namun sudah sangat lama.
"Dan iniii!! Hadiah dari kak Chika sama Kak Al" ujar Chika menyodorkan kadonya dan kado milik Aldebara di atas meja tepat di hadapan Caca.
Mata Caca langsung berbinar, pertama ia membuka hadiah milik Sasa yang berisi sebuah topi yang di rajutnya sendiri kemudian beralih ke kado milik Aldebara. Mulut Caca tak dapat di kondisikan, ia menganga lebar karena terkejut melihat isinya.
"Omaigatttt demi apa handphone!!!!" Teriak caca heboh sekaligus senang. Ia langsung turun dari kursinya lalu berlari ke tempat Aldebara duduk. Ia memang sudah akrab dengan cowok itu. Se cuek-cueknya Al dia adalah tipe orang yang bisa sangat mudah di sukai oleh anak kecil.
"Makasih kak Al, duh Caca sayang banget sama kak Al. Berati kakak beneran tepatin janji kakak waktu itu. Wih kak Al keren deh"
Aldebara tersenyum "Sama-sama. Tos dulu" ajak Al seraya mengangkat tangannya. Dengan ceria Caca menyambut tangan Al hingga membuat tangan mereka saling menempel.
"Harusnya kamu gak usah kasih Caca kado mahal itu Al, om jadi gak enak"
Aldebara menoleh "Gapapa om, lagian saya juga udah pernah janji sama Caca waktu itu bakal kasih kejutan sama dia"
"Makasih ya nak Al, kamu baik sekali" timbal Anita buka suara.
"Sama-sama tante"
Setelah acara ulang tahun Caca selesai, mereka melanjutkan dengan makan malam. Tak dapat di hindari, mereka dapat mengobrol sembari tertawa kala mendengar celotehan Caca.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKAL [COMPLETED]
Dla nastolatków[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] [PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Mengapa saat dewasa kita menggunakan pulpen sebagai pengganti pensil? Karena agar kita mengerti, betapa sulitnya menghapus sebuah kesalahan. Walau telah berhasil di hapus, tetap saja akan m...