🍒34. HARI PERTAMA PEMOTRETAN🍒

1.2K 61 8
                                    


***

Hubungan gue sama Deran bisa dikatakan alhamdulillah. Masalah dianggap sudah selesai, gue gak mau mempersalahkan apa yang sudah terjadi antara Deran dan Nina. Yang harus gue lakukan sekarang yaitu mencoba percaya sama dia. Karena dalam suatu hubungan harus dilandasi saling percaya.

Semoga kita bisa bersama sampai menua walaupun tidak se-amin.

Hari ini yang sudah terpilih menjadi model berada di ruang make over.

Sejak dari tadi gue memejamkan kedua mata saat si mbak yang namanya Salsa itu merias wajah gue. Tadi juga gue sempat kenalan sama dia, mbaknya lumayan ramah dan humble.

Dan di samping gue juga ada Nina. Sejak Deran cerita yang sebenarnya terjadi, gue sama sekali gak bertegur sapa sama dia. Lebih tepatnya gue udah males banget sama dia.

"Matanya melek ke atas dek. Lihat langit-langit atap."

Gue membuka kedua mata sesuai yang diperintah oleh mbak Salsa. Setelah itu mbak Salsa memakaikan maskara di kedua bulu mata gue secara bergantian.

"Gak dipasangin bula mata mbak?"

"Gak perlu dek, bulu mata asli aja udah bagus."

"Keturunan dari mamah ini mbak."

"Wah, lo punya saudara berapa? Kalau ada cowok, jodohin sama gue dong."

"Haha mana bisa? Gue punya, kakak tapi cewek. Kalau mbak Salsa sendiri punya adek cowok atau kakak cowok gak?"

"Punya adek, masih kelas dua SMA."

"Nah kebetulan mbak, jodohin aja sama tuh orang." Gue menunjuk Nina yang gak jauh dari samping gue menggunakan jempol, "Biar tuh cewek gak gangguin cowok gue."

"Oh lo udah punya cowok?"

"Ya punya lah mbak. Jumlah penduduk di Indonesia itu padat banget, masa ada aja yang jomblo, canda jomblo haha."

Mbak Salsa memukul pelan pundak gue, "Lo nyindir gue geblek!"

"Canda mbak. Oh ya itu pacar gue yang duduk di sofa sana."

Mbak Salsa noleh ke arah Deran yang duduk anteng memainkan ponselnya.

"Waw prince dan princes sekolah tahun ini emang aslinya udah pacaran yah? Fixs kalian jodoh dunia akhirat."

"Aminkan banyak-banyak."

"Pacar lo emang ganteng, gue serius gak bohong. Kalau nanti kalian berdua putus, kabarin gue yah, biar nanti gue yang akan gantiin posisi lo di hatinya dia haha."

"Yaelah mbak baru aja lo doain gue, sekarang malah berharap gue putus."

"Haha canda yaelah."

"Berisik banget sih!"

Gue menoleh menatap Nina yang barusan negur kita, maunya apa sih tuh anak?! Kalau aja dia gak selemah yang gue bayangin, udah gue mutilasi hidup-hidup! Gedeg banget sumpah!

"Maaf dek, keasikan ngobrol kitanya."

Ini juga mbak Salsa, ngapain harus minta maaf ke iblis gatel sih? Emang ruangan ini ada tulisan dilarang berisik? Padahal yang lain fine-fine aja, ngapain dia yang ngamok?

Gue memilih untuk tidak memperdulikan makhluk yang menyerupai babi ngepet kaya dia.

"Lanjutkan mbak."

Mbak Salsa memoles lipstik di bibir gue, sebelumnya dia memberi aba-aba agar mulut gue agak mangap dikit.

"Oke sudah, tinggal rambutnya. Sebelum itu, lo ganti baju dulu. Mbak Yuni, siapin baju pertama buat Sita." Mbak Salsa berteriak memanggil mbak Yuni yang sedari tadi mendekorasi ruangan.

DERAN✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang