🍒22. RUMAH SAKIT🍒

1.4K 79 9
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Gue terbangun dengan tubuh yang masih aja lemas. Seharusnya hari ini gue gak perlu pergi ke sekolah, tapi hari ini hari senin. Pelajaran seni budayanya sebelas mipa satu dan tentunya hari ini Deran bakal penilaian nyanyi, makanya gue rela-relain untuk tetap pergi sekolah karena gue mau lihat dia nyanyi dan gue kepo banget dia mau nyanyi lagu apa.

Dengan tubuh masih lemas gue paksain membersihkan diri di kamar mandi, bagaimanapun juga gue suka mandi masa iya sakit dikit gak mandi, nanti kan bau, eww jijik.

Setelah semuanya semuanya udah lengkap dan rapi, gue langsung aja turun menuju meja makan untuk sarapan pagi.

Alis gue terangkat satu ketika melihat kedua orang tua gue sudah berada di meja makan, tumben lengkap? Biasanya mereka pagi-pagi buta udah berangkat ke kantor.

Oh di luar kan hujan makanya mereka berangkat agak nanti-nantian, mungkin.

Tanpa sapaan, gue langsung duduk dan mengambil makanan lalu melahapnya tanpa menghiraukan keberadaan mereka, percuma toh mereka juga gak akan peduli mau gue salto silti tetep aja gak ada artinya bagi mereka.

“Loh non Sita kok maksain sekolah? Non Sita kan lagi sakit.” Itu suara  bibi. Bahkan pembantu rumah gue lebih perhatian daripada kedua orang tua gue sendiri. Gini amat hidup gue:(

“Biarin Bi sekolah itu penting. Nantin minum obat pasti sembuh.”

Lagi-lagi ucapan Papa nyakitin hati gue. Gak papa Sita! Lo udah kebal kok, sabar!

“Makanya Sita kamu jangan suka keluyuran gak jelas, begini kan jadinya! Yang repot siapa?”

Suara Mama langsung ngebuat gue menghentikan aktifitas makan gue, sendok yang sedari tadi gue pegang langsung gue banting ke piring. Setelah itu gue bangkit dan menatap malas mereka berdua.

“Sita berangkat.” Tanpa menunggu jawaban mereka, gue langsung keluar rumah.

Keberuntungan ada di pihak gue. Mobil sudah tersedia di depan pintu utama, jadi gue gak perlu pergi ke garasi.

"Hati-hati ya non Sita, lagi hujan soalnya."

“Iya. Makasih ya mang.” Gue mengambil alih kunci mobil dari tangan Mang Ulim, setelah itu gue langsung berlari ke arah mobil.

***

Untung hari ini hujan, jadi gak ada upacara dong, bukannya gue tidak menghormati para pehlawan yang telah gugur mendahui kita, tapi hari ini tubuh gue beneran lemas dan kepala gue cenat-cenut dari kemarin.

DERAN✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang