🍒48. INI SALAH 🍒

1K 56 15
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Makasih udah bersedia vote apalagi komen. Maaf gak bisa balas komen kalian satu persatu, tapi aku baca semuanya kok🤗

Sejak kejadian kemarin membuat Deran mengurungkan diri di dalam kamarnya. Ia sangat tidak terima jika gadis yang selama dicintainya sekarang sudah menjadi milik orang lain.

Deran mengusap wajahnya kasar. Kenapa sesakit ini mencintai orang yang begitu spesial di hatinya. Kenapa sangat susah untuk mempertahankan hubungan dengan orang yang dicintainya?

Deran sangat mencintai Sita, sangat amat mencintainya. Sampai ia tidak dapat mengukur betapa besar cintanya untuk seorang gadis yang ditemuinya tiga tahun yang lalu.

Tangannya beralih membuka lock screen hpnya. Sabtu, 01 Mei 2021. Pukul tujuh lewat dua.

Deran baru sadar, ia tidak mengetahui kapan Sita akan mengikuti tes ujian utbk. Sudah atau belum ia pun tidak tahu.

Namun, Deran tetap berharap agar gadis itu dipermudah dalam mengerjakan ujiannya. Ia akan memperjuangkan cintanya di kuliah nanti.

Ceklek

Suara pintu terbuka tidak membuat Deran tertarik untuk sekedar memastikannya.

Ia tetap meringkuk di tepi ranjangnya dengan kedua kaki yang ditekuk, sementara tangannya memeluk lututnya sendiri.

"Eran."

Nina berjongkok di hadapan Deran sambil menyentuh lembut kedua pipinya.

"Kamu kenapa?"

"Gue butuh waktu sendiri." Deran menepis lembut tangan Sita dari pipinya, ia memalingkan wajahnya ke samping.

"Kamu ada masalah? Kamu bisa cerita sama aku, Eran."

Deran menatap dingin, "Nin, gue butuh waktu sendiri."

"Tapi kata kante, mulai kemarin sore kamu gak keluar kamar sama sekali. Chat aku juga kenapa gak dibales?"

Deran memejamkan kedua matanya menahan amarah, kedatangan Nina membuatnya semakin pusing.

"Kalau ada masalah, di selesaikan baik-baik, jangan kaya gini Eran."

"Keluar."

"Aku gak mau keluar sebelum kamu makan."

"Gue gak suka dipaksa Nin."

"Bodoamat, aku akan terus maksa kamu jika itu menyangkut kesehatan kamu."

Deran mendesah lelah, ia bangkit berjalan menuju toilet untuk mencuci wajahnya.

Sementara Nina menatap sekeliling kamar Deran yang masih dipenuhi dengan foto Sita.

Selama ini Nina tidak pernah protes. Menjadikan Deran sebagai miliknya sudah cukup baginya.

DERAN✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang