"Orang baik akan nekad juga jika dia sudah berada di titik yang paling bawah."
Alangkah baiknya kalian follow akun ku terlebih dahulu😗
***
Sita dan Deran saat jam istirahat kedua sudah berada di dalam perpustakaan. Mereka duduk di kursi panjang, Deran yang sedang fokus membaca buku, sedangkan Sita menjadikan tumpukan buku sebagai bantal.
Tak terasa sekarang sudah memasuki bulan maret, mereka sudah kelas dua belas, maka dari itu Deran harus lebih giat lagi belajar buat UTBK, meskipun dirinya masuk kuota snmptn di sekolah, namun ia tidak terlalu berharap lebih terhadap snmptn, makanya ia belajar buat utbk sebagai cadangannya. Untuk UN? Tahun ini UN dihapus.
Sementara Sita, masuk kuota snmptn aja dirinya sudah bangga. Prinsipnya, diterima alhamdulillah, tidak diterima yah mungkin itu bukan rejekinya, tes utbk? Iya dirinya akan mengikutinya nanti,namun dirinya tidak seambis seperti Deran. Kalau nanti masih tidak terima di sbmptn, mungkin dirinya akan gap year, mungkin.
"Sita?"
"Hm?" jawab Sita namun ia masih setiap memejamkan kedua matanya.
"Ngantuk?"
Dalam hati iya menjerit banget, ia sungguh lelah karena belakangan ini ia disibukkan dengan jadwal pemotretan, ditambah lagi harus datang di event-event sekolah. Sita juga heran dengan manusia aneh seperti Deran, ia tidak pernah melihat wajah kelelahan pada cowok itu, padahal jadwalnya sangat padat, bahkan lebih padat daripada dirinya, dan dengan santainya cowok itu masih sempat-sempatnya belajar.
"Kalau ngantuk tidur di sini."
Sita membuka kedua matanya, melihat Deran yang menepuk-nepuk pahanya, sudut bibirnya terangkat ke atas.
Gadis itu langsung tidur di kursi panjang, dengan paha Deran sebagai bantalnya. Matanya menatap wajah Deran yang serius dengan bukunya. Sita tersenyum, lalu ia meraih tangan kanan pacarnya dan manaruhnya di atas kepalanya, "Elusin."
Deran menatap Sita sebentar, ia menurut, mengelus dan mengusap pelan puncak kepala Sita dengan penuh kasih sayang, sementara tangan kirinya di buat untuk membuka halaman buku yang sedang di bacanya.
Elusan di kepalanya membuatnya sangat nyaman, sehingga kedua matanya kembali tertutup dengan senyuman yang menghiasi bibirnya.
"Kamu gak ada niatan mau belajar buat utbk nanti?"
Sita menggelengkan kepalanya, matanya masih terpejam rapat, "Gak mau, capek."
"Kamu gak ada niatan mau ngambis di UNY?"
Lagi-lagi Sita menggelengkan kepalanya, "Kalau diterima di sana ya alhamdulillah, kalau kagak, yaudah bukan takdir aku di sana." Sita membuka kedua matanya, menatap Deran yang juga menatapnya, "Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DERAN✓ [Completed]
RandomBerjuang sendiri. Itu yang aku rasakan. Ada, namun tak dianggap. Aku memang pacarnya, tapi sikapnya yang dingin membuat aku lelah. Dia terus berlari, tanpa dia sadari aku mengejarnya. Capek? Iya tentunya sangat capek, namun aku tidak rela untuk mele...