Selamat Membaca♡
***
Jarum pendek menunjukkan ke angka delapan dan jarum panjang menunjuk ke angka dua. Langsung aja gue bergegas mandi lagi, padahal tadi pagi gue udah mandi. Entah kenapa sekarang rasanya pengen mandi aja.
Hari ini gue memakai baju lengan pendek bewarna hijau dan Rambut sengaja dibiarkan tergerai supaya kelihatan cewek banget dan tidak lupa gue bawa tas kecil biru muda yang melekat di punggung gue, padahal niatnya cuman belajar nyanyi tapi gue rempong banget. Tapi sebenarnya nanti setelah latihan nyanyi gue mau ngajak Deran jalan-jalan.
Marius Derano Anggoro : Gue ad d bwh.
Langsung aja gue berlari kecil menuju ke lantai bawah. Di bawah ada Mama sedang duduk santai di sofa sambil membaca majalah, dia sadar keberadaan gue buktinya aja dia langsung menaruh majalahnya di meja. Hari ini hari sabtu, kerjanya libur.
“Mau kemana?”
“Keluar.” Gue terus berjalan, namun baru dua langkah Mama bertanya lagi, terpaksa gue menghentikan langkah tanpa menoleh kearahnya.
“Sama siapa?”
“Silla." Gue langsung berlari kecil menuju ke teras, dan benar saja Deran sudah ada di sana. Dan kali ini dia bawa mobilnya.
“Hai De. Udah lama ya nunggunya?”
“Gak.”
“Oh ya latihananya di mana?"
“Rumah gue mau?”
Apa katanya? Gue gak salah denger kan? Dia mau ngajak gue kerumahnya? Itu sudah kebahagian terbesar bagi gue! Sama aja dia mau ngenalin gue sama orang tuanya. Kok gue tiba-tiba gugup ya?
“Gak mau?”
Gue langsung mengaggukkan kepala dengan semangat, “Mau ma! Yaudah ayo sekarang kita berangkat!”
Dia mengagguk dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Dasar tidak ada romantisnya sama sekali! Harusnya dia bukain pintu mobilnya buat gue dong! Dengan sedikit kesal gue masuk ke dalam mobilnya.
Selama di perjalanan, hening! Padahal dari tadi gue terus ngoceh ini itu, tapi dianya hanya diam kalau jawab cuman iya doang. Padahal gue ngomonginnya apa balasannya iya, gak nyambung banget!
“De.”
Dia cuman diam. Diamnya dia itu bertanda jika dia jawab apa. Untung gue ngerti bahasa alien!
“Jumat depan gue ada pelajaran seni budaya. Suruh nyanyi satu-satu.”
“Kelas gue juga,” jawabnya dan pandangannya tetap fokus ke depan.
“Oh ya? lo hari apa?”
“Senin.”
“Wih kurang dua hari dong. Jam keberapa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
DERAN✓ [Completed]
RandomBerjuang sendiri. Itu yang aku rasakan. Ada, namun tak dianggap. Aku memang pacarnya, tapi sikapnya yang dingin membuat aku lelah. Dia terus berlari, tanpa dia sadari aku mengejarnya. Capek? Iya tentunya sangat capek, namun aku tidak rela untuk mele...