***
Suara deringan yang berasal dari ponsel ngebuat gue terbangun dari tidur panjang.
Dengan malas-malasan tangan gue meraih benda pipih itu di atas nakas, dan melihat siapa yang nelfon pagi-pagi ini. Ternyata nama Sera tertera di sana.
Posisi gue yang tadinya terbaring di kasur langsung berubah menjadi duduk, jempol gue memencet tombol hijau, dan mendekatkan benda pipih itu di telinga.
"Hallo Ser kenapa?"
"Jadi masak apa enggak hari ini?"
"Iya."
"Iya apa?! Mentang-mentang lo pacarnya Deran jangan ikut-ikutan kaya dia dong! Irit banget kalau ngomong!"
"Iya jadi Seraku yang paling cantik sealam semesta."
"Yaudah gue otw ke sana!"
Sera langsung memutuskan panggilannya sepihak, dengan ogah-ogahan kedua kaki gue turun dari atas ranjang dan nyentuh lantai yang begitu dingin, kaya doi.
Gue berjalan ke arah meja rias, mengambil tali rambut dan mencempolnya asal, setelah itu gue mengambil handuk dan langsung mandi.
Kini gue sudah rapi dengan kaos kuning polos dan celana pendek, kedua kaki gue langsung melangkah ke dapur, ternyata Sera sudah ada di sana.
"Lama ya nunggu?"
Sera yang dari tadi sibuk dengan ponselnya langsung menoleh ke arah gue, "Enggak, baru dateng."
Gue mengangguk sambil berohria lalu berjalan dan membuka lemari es.
"Hari ini masak apa Ser?" tanya gue tanpa menoleh kepadanya.
"Sup sayur, lo siapin bahan-bahannya gih."
Gue langsung mengambil wortel, kubis, hm apalagi ya? Oh kacang panjang, dan kentang.
***
"Gimana rasanya?"
"Hm lumayan sih."
Gue menghela nafas lega, akhirnya sekarang, lumayanlah bisa masak. Itu-itungan nyicil jadi istri idaman.
Gue langsung manarik mangkok berisi sup itu dari Sera, dan langsung mencicipinya. Ternyata benar kata Sera, rasanya lumayan juga.
"Gerah! Renang yuk!" ucap Sera sambil bangkit dari tempat duduknya, "Gue pinjem baju renangnya dong Sit."
"Yaudah yuk ke kamar."
***
"Yaelah cetek banget!"
"Yayalah gue kan gak bisa renang goblok!" ucap gue dan ikut masuk ke dalam air.
"Eh Sit Silla udah dateng ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DERAN✓ [Completed]
AcakBerjuang sendiri. Itu yang aku rasakan. Ada, namun tak dianggap. Aku memang pacarnya, tapi sikapnya yang dingin membuat aku lelah. Dia terus berlari, tanpa dia sadari aku mengejarnya. Capek? Iya tentunya sangat capek, namun aku tidak rela untuk mele...