🍒44. KEPUTUSAN🍒

990 60 5
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sita memejamkan kedua matanya dengan tubuh yang sudah terkapar di kasurnya, tangannya memijat pelipisnya, belajar buat sbmptn 2021 membuatnya dilanda rasa pusing bercampur mual.

Matanya kembali terbuka, besok dirinya harus pergi ke sekolah untuk mengembalikan rapor. Itu tandanya dirinya harus bertemu lagi dengan Deran. Sudah seminggu lebih saat kejadian itu Deran tidak menemuinya lagi, dan itu membuat Sita sedikit mulai melupakannya, karena itu juga dirinya disibukkan belajar dan belajar.

Namun, apa rencananya berhasil jika besok harus bertemu lagi dengannya? Sita sendiri tidak yakin.

Suara knop pintu kamarnya diputar membuat Sita menoleh, di sana papanya berdiri dengan baju kantor.

Sita merubah posisinya yang tadinya terbaring kini menjadi duduk, “Papa udah pulang?”

“Iya. Setelah ini, kamu turun ke bawah, ada hal serius yang perlu papa bicarakan.”

“Iya pah, Sita mau mandi dulu.”

Tanpa kata lagi, papanya kembali menutup pintunya.

Sita segera meraih handuknya dan berjalan ke arah kamar mandinya. Setelah selesai, dengan kaos polos dan celana pendek Sita berjalan menuju kamar kakaknya.

“Kak Arum lagi apa?” tanyanya sambil menghampiri kakaknya yang sedang duduk anteng di kursi roda berhadapan dengan cendela, “Wah malam ini bintangnya banyak banget ya kak? Kak Arum suka?”

“Iya,” jawabnya singkat.

Sita tersenyum, empat hari yang lalu dari sekian lamanya, akhirnya kakaknya mulai bisa bicara lagi, Sita senang bukan main. Sita berjongkok, menyamakan tubuhnya dengan sang kakak, “Kak Arum udah makan?”

Arum menggelengkan kepalanya, matanya masih setia menatap langit gelap yang ditaburi bintang-bintang.

“Kalau gitu makan yuk.”

Pandangan Arum beralih menatap sang adik, kepalanya mengangguk.
Sita tersenyum, ia kembali berdiri, lalu mendorong kursi roda kakaknya menuju ke lift.

Sesampai di meja makan, ternyata di sana sudah ada papanya. Melihat kedatangan dua putrinya, ia tersenyum.

“Kak Arum mau makan apa?”

“Ayam kecap.”

Sita mengambil piring, menyendokkan nasi beserta ayam kecap untuk kakaknya, “Dihabisin ya kak.” Matanya beralih menatap papanya, “Papa mau Sita ambilin juga?”

“Papa bisa mengambil sendiri.”

Setelah selesai makan, Sita membereskan piringnya dan juga papa dan kakaknya. Namun suara papanya mengurungkan niatnya.

“Kamu duduk aja Sita, biar bi Ima yang beresin.”

Sita kembali menjatuhkan bokongnya dengan alis yang berkerut. Kemudian, bi Ima datang membereskan semua sisa makanan yang ada di atas meja.

DERAN✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang