***
Jarum jam yang pendek menunjukkan angka delapan dan jarum panjang ke angka empat, sekarang Deran lagi beres-beres barang-barang gue. Sementara gue cuman nonton dia doang sambil makan apel yang udah dikupas sama dia.
Gue terkekeh ketika mengingat kejadian tadi malam, kalau gak salah sih jam delapan Raka sama Ian ke sini, mereka berdua jenguk gue sekalian main katanya. Sementara Deran ngusir mereka dengan bertujuan supaya gak ganggu tidur, padahal gue pura-pura tidur.
Lamunan gue terhenti ketika melihat orang masuk ke dalam ruangan gue. Ternyata itu Mama sama papa yang lagi ngedorong kursi roda kak Arum. Seriusan mereka ke sini? Oh betapa senengnya gue. Gue langsung duduk ketika mereka menghampiri gue, sementara Deran menyalimi mereka.
"Sita, kenapa kamu bisa sakit?"
Yayalah ma, kalau gak bisa itu berarti gak sakit. Aneh-aneh aja nih si mama.
"Sita kecepekan doang kok ma."
"Makanya jangan sering keluyuran, ini kan akibatnya kalau bantah perintah Papa."
"Iya Pa maap." Gue beralih menatap kak Arum yang juga natap gue, "Kak Arum cantik banget hari ini. Kak Arum bagaimana kabarnya? Sehat?"
Yang ditanya cuman diam doang.
Gue beralih menatap Deran yang ada di samping gue, "Kenalin Pa Ma Kak. Ini Deran, pacarnya Sita."
Deran tersenyum kecil sambil sedikit membungkukkan badannya, bertanda hormat, "Deran, om, tante, kak."
"Pacarnya kamu? Bukannya kamu deket sama Raka? Kenapa pacarannya sama orang lain."
"Mama yang ngedeketin bukan Sita yang deketin Raka."
"Nama kamu siapa?" tanya bokap gue kepada Deran.
"Namanya Marius Derano Anggoro panggilannya Deran kelas sebelas mipa satu, pacarnya Sita," jawab gue panjang lebar. Nih papa emang lemot apa gak denger sih, padahal tadi kan Deran udah jelas ngenalin diri.
"Saya Deran om," lanjut Deran sopan.
"Kamu kan yang tadi malam nelfon saya pakai HP nya Sita?"
"Iya benar om."
"Sejak kapan kamu pacaran sama anak saya?"
"Awal masuk kelas sebelas om."
"Ngasih apa aja kamu sama anak saya?"
"Apasih papa tanya ngasih apa-ngasih apa, kepo amat sih kaya dora," jawab gue kesal.
"Kamu diem Sita!"
Si mamah malah ngebentak gue, yaudah daripada buat keributan di sini gue milih diem aja. Sekali-kali ngalah lah.
"Jadi semalaman kamu nginap di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DERAN✓ [Completed]
RandomBerjuang sendiri. Itu yang aku rasakan. Ada, namun tak dianggap. Aku memang pacarnya, tapi sikapnya yang dingin membuat aku lelah. Dia terus berlari, tanpa dia sadari aku mengejarnya. Capek? Iya tentunya sangat capek, namun aku tidak rela untuk mele...