🍒41. RIP🍒

1.1K 59 38
                                    

Aku lagi ulang tahun loh, gak ada yang mau ucapin gitu?

*
*
Maaf udah buat kalian geger di part 40🤗

***

Di sini lah Deran berada, ia duduk termenung di sebuah rumah sakit besar yang bernuansa putih. Di sana dia tidak sendiri, ada kedua orang tua Nina juga.

"Dokter kok lama yah Pah?"

"Sabar mah, anak kita pasti baik-baik saja."

Deran memejamkan kedua matanya, tangannya menekan pelipisnya. Ia kembali berdoa kepada Tuhannya, agar Nina baik-baik saja di dalam sana.

Pintu ruangan terbuka, muncul seorang dokter lengkap dengan jasnya serta kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?"

"Anak anda sudah sadar. Tetapi-"

"Tetapi kenapa dok?"

"Begini nyonya. Jantung pasien semakin melemah, untuk itu pasien harus segara dioperasi. Tetapi--"

"Tetapi apa lagi dok?!"

"Resikonya sangat besar."

"Hiks dokter, tolong lakukan apa saja demi keselamatan putri saya dok."

"Silahkan ibu bapak ke ruangan saya, ada yang harus saya bicarakan menyangkut kondisi nona." Dokter itu beralih menatap Deran, "Kamu, di cari nona di dalam."

Dokter itu adalah dokter yang selalu menangani Nina, dia juga sudah hafal betul dengan wajah kedua orang tua Nina bahkan Deran sendiri.

Deran membuka pintu ruangan dan di sanalah ia melihat sahabatnya terbaring lemah dengan selang infus yang menempel di tangannya.

Nina tersenyum lemah melihat kehadiran Deran, orang yang paling disayanginya selain kedua orang tuanya.

"Eran."

Deran menggenggam lembut tangan lembut Nina, "Iya Nin? Apanya yang sakit?"

Tatapan Nina menjadi sendu, ia menggelengkan kepalanya lemah, "Aku gak mau di operasi."

Tangan Deran terulur membelai rambut hitam pekat milik sahabatnya, "Kenapa gitu? Ini demi keselamatan lo sendiri. Katanya lo mau sembuh."

"Aku takut, aku takut operasinya gagal, aku gak siap ninggalin kamu Eran, aku gak siap."

"Yakin lo pasti bisa, yakin lo pasti sembuh."

"Aku gak mau Eran! Jangan paksa gue!"

"Nin please."

"Aku bilang gak mau ya gak mau Eran!"

"Nin Lo mau kan sembuh? Katanya lo mau hidup bareng gue. Gini aja, setelah ini Lo minta apa aja ke gue."

Nina terdiam, tangan lemahnya mengusap kasar air matanya, "Kalau gitu putusin Sita!"

"Gak!" tolak Deran mentah-mentah, matanya menatap tajam.

"Kamu lupa janji kamu waktu kecil Ran?" Nina kembali menangis, "Kamu janji mau hidup bareng sama aku, kamu janji akan selalu ada buat aku, dan kamu juga janji akan nikahin aku pas kita besar nanti!"

Deran terdiam, tidak menyela ucapan Nina.

"Sekarang kita udah besar Eran, tapi apa? Kamu malah milih cewek lain. Dua tahun hati aku sakit Eran, kamu ngelanggar janji yang kamu buat sendiri. Sebenarnya kamu yang memperparah kondisi aku, kamu yang nambahin sakit aku." Nina menyentuh dadanya sendiri, "Sakit Eran, kamu gak akan pernah tau gimana rasanya."

DERAN✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang