🍒46. RESMI🍒

1K 54 12
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sita sampai sekarang masih tidak menyangka kalau tunangan pilihan papanya adalah orang yang paling dibencinya, yaitu Alib Nizam Anandra?

"Mimpi apa aku semalam? Ini mah sudah jatuh tertimpa tangga," batinnya. Kedua mata sipitnya melirik ke samping, lebih tepatnya ke arah Nizam yang sedang fokus menyetir.

Sekarang dirinya duduk satu mobil dengannya, hanya berdua saja. Dua jam yang lalu dirinya resmi menjadi tunangannya musuhnya sendiri.

"Woi."

Tidak ada jawaban, hal itu justru membuat Sita mendengus kasar.

"Zam."

Lagi-lagi tidak ada sautan.

"Nizam!"

"Apa sih apa?!" Saut Nizam ngegas tanpa mengalihkan pandangannya.

"Lo bisa gak sih kalau ngomong sama gue gak usah ngegas gitu!"

"Gak bisa! Puas Lo?!"

Sita menggeram kesal, ia menyilangkan kedua tangan di dadanya, memasang wajah se-angkuh mungkin, "Dih sok kecakepan banget sih loh! Lo pikir gue seneng tunangan sama Lo? Kagak! Sial yang iya!"

Nizam melirik sekilas sambil tersenyum miring, "Kalau Lo ngira gue seneng dengan pertunangan ini, Lo salah besar. Gue terpaksa!"

"Dih? Gini ya bapak Nizam terhormat, kalau gue tau calonnya itu Lo, gue bakal nolak mentah-mentah lah! Ya kali!"

Nizam menepikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi, membuat Sita mencengkram sabuk pengamannya.

"Jangan bilang Nizam mau nurunin gue di jalan sepi ini?" batinnya was-was.

Nizam menatap Sita dengan serius, "Lo cantik, tapi gue gak akan pernah tertarik sama cewek kaya Lo. Pegang omongan gue tadi."

Bukannya sakit hati, Sita malah terkekeh kecil, "Lo pikir gue peduli?"

"Resita Rambayung Desti. Gue jamin hidup Lo gak akan tenang, di mulai dari sekarang."

"Oke gue akan nikmati itu, bapak Nizam si ketua kelas yang super egois!"

***

"Jadi gitu ceritanya. Ish Eran! Kamu dengerin aku gak sih?!" Nina menggeram kesal karena sedari tadi Deran hanya melamun, padahal dirinya bercerita panjang lebar.

"Eran?!"

"Eh iya?"

"Kamu dengerin aku cerita gak sih?!"

Deran hanya diam saja, pikirannya kembali berputar pada gadis manis yang ditemuinya hampir tiga tahun yang lalu. Gadis yang mengenalkan apa itu cinta kasih sayang, dan juga yang sudah memberikan warna di dalam hidupnya.

DERAN✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang