🍒17. AJAKAN DERAN🍒

1.3K 80 13
                                    

Selamat Membaca♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat Membaca♡

***

Bel istirahat pertama sudah berbunyi, hampir anak-anak di kelas gue berbondong-bondong ke kantin. Bahkan di kelas hanya ada si ketua kelas Nizam dan si cantik gue. Tadinya Sera sama Silla udah ngajakin gue ke kantin tapinya gue gak mau karena gue mau menjenguk pangeran kesayangan.

“Tumben lo gak bareng sama antek-antek lo itu,” kata Nizam kebetulan dia duduk di bangku sebelah samping kanan gue.

“Ngapain lo ikut campur? Emang lo siapa gue? Kenal aja ogah!” Gue berlalu gitu aja ke luar kelas, gue hanya males aja bicara sama dia, karena gue udah terlalu benci banget sama dia.

Tepat di depan kelas, Deran ngelewatin gue gitu aja. Padahal sosok bidadari terpampang jelas di depan kelas sebelas mipa dua. Dia berjalan berdampingan dengan Nina dan mengabaikan keberadaan gue seakan dia itu gak punya dosa apa-apa.

Gue gak mau kalah dari si Nina lampir. Jadi gue susul dia dan bergelayutan manja di lengan kirinya, “Lo mau ke mana? Bukannya lo sakit?”

“Udah mendingan,” jawabnya cuek dan terus berjalan otomatis gue juga ikutan berjalan.

“Hai Sita.” Nina menyapa dengan senyuman miringnya. Dia ada di sebelah Deran di sisi kanannya.

“Hai.” Gue membalasnya dengan wajah jengah serta memutar kedua bola mata malas. Setelah itu gue kembali mendongak menatap Deran, “Lo masih belum jawab pertanyaan gue. Lo mau ke mana?”

“Nganterin Nina ke sanggar.”

Deg
Dia sakit tapi masih sempat-sempatnya nganterin orang lain ke sanggar tari? Katanya tadi pagi janji gak mau terlalu deket sama Nina. Tapi buktinya? Dasar! Selain cuek dan gak peduli, dia juga pendusta, pengingkar janji!

Saat itu juga gue menghentikan langkah kaki, otomatis dia  ikutan berhenti juga dan menoleh ke arah gue dengan wajah kesalnya. Tapi gue lebih kesal darinya.
Tanpa kata, gue berbalik badan dan meninggalkan mereka berdua. Kali ini biar gue ngalah, bukan kali ini aja sih tapi sudah berkali-kali.

Gue terus berjalan melewati lorong sekolah dengan emosi yang naik turun. Gue kesel, gue emosi, gue marah dan gue murka. Gue memang tipe orang yang cemburuan, ya wajar sih sebelumnya gue memang gak pernah pacaran, bisa di bilang Deran itu pacar pertama dan cinta pertama.

Tubuh gue terhuyung ke belakang dan terhempas ke lantai ketika tubuh gue menabrak seseorang.Gue meringis kesakitan, gue merasa kali ini gue benar-benar terjatuh, tidak ada bahu yang kuat buat sandaran.

DERAN✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang