Waw di part sebelumnya lumayan rame yah, sumpah aku tuh seneng banget huaaa
Jangan pernah bosen vote yaaah terutama komen, itu aja udah cukup buat aku seneng 🤗❤️
Buat kalian, makasih banyak udah vote dan komen, makasih atas semangat dan dukungannya🤗
Oh ya satu lagi
JANGAN DI SKIP!
Jadi ada salah satu dari kalian yg sampai chat pribadi aku, kalau seharusnya sekarang ini GIRO udah kuliah, hehe aku sampai lupa itu. Tapi tenang aja, part sebelumnya udah aku revisi.
Makasih ya buat kamu yg udah ingetin tentang Giro. Ingatanmu sungguh luar biasa❤️
Buat kalian jika aku ada kesalahan apa, jangan sungkan-sungkan untuk komen, kalau masih canggung, chat pribadi aku aja, OKAY?
***
Setelah bel pulang berbunyi Deran menarik tangan Sita untuk masuk ke dalam mobilnya, ia mengajak gadisnya itu jalan-jalan memutari kota Jakarta, hal sederhana yang membuatnya bahagia.
Tidak jauh dengan Sita, gadis itu tidak pernah bosan memandangi wajah Deran yang tengah duduk manis di sebelahnya, sungguh dirinya heran kenapa ia bisa jatuh cinta pada manusia sedingin Deran?
Merasa sejak dari tadi dirinya diperhatikan, Deran menoleh sekilas, lalu ia kembali fokus menyetir, "Kenapa?"
Sita tersenyum walaupun senyumannya itu tidak dilihat oleh Deran, "Kenapa sih gue bisa suka sama Lo? Lo apain gue De?"
Deran mengerutkan dahinya, namun ia tetap fokus pada menyetirnya, tanpa menjawab pertanyaan aneh yang keluar dari mulut kekasihnya itu.
"Ish kok gak di jawab cih?"
"Apanya?"
"Kenapa cih aku bisa suka sama kamuh? Kamuh apain aku De?" tanyanya lagi dengan suara yang dibuat-buat.
Deran tersenyum singkat, sangat singkat, "Pelet."
Sita terbahak mendengarnya, ia sampai menutup mulutnya dengan satu tangannya, "Haha gimana caranya?"
"Pake jampi-jampi."
"Jampi-jampi? Jampi-jampinya apaan?"
"Jadi pacar gue."
Sita semakin terbahak, ia jadi teringat kembali saat Deran menembaknya dengan cara absurd 'jadi pacar gue' dan saat itulah kisah percintaannya di mulai, dengan cara itulah yang membuat dirinya jatuh cinta sejauh ini.
Sita menyandarkan kepalanya di bahu keras Deran, tangannya memeluk lengan cowok berdarah dingin itu, kedua matanya terpejam, menikmati alunan musik pink sweet-At My Worst yang menambah suasana makin hangat.
Deran melirik sekilas, senyuman tipis menghiasi bibirnya, "Ta?"
Sita membuka kedua matanya, kepalanya mendongak menatap wajah tampan Deran tanpa melepaskan pelukannya, "Kenapa mas Jaka Tarub?"
Kedua mata Deran turun pada telapak kirinya.
Sita yang peka gadis itu tersenyum manis, mengaitkan jari-jari tangan kanannya dengan tangan kiri Deran. Kini tangan mereka berdua saling bertautan.
"Masakan kamu enak," ucap Deran tiba-tiba.
Sita kembali mendongak, "Sama kamu di makan?"
"Iya."
"Beneran enak?" tanya Sita, kedua matanya berbinar senang. Yaiyalah senang, bagaimana tidak senang coba? Ini pertama kalinya Deran memuji masakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERAN✓ [Completed]
De TodoBerjuang sendiri. Itu yang aku rasakan. Ada, namun tak dianggap. Aku memang pacarnya, tapi sikapnya yang dingin membuat aku lelah. Dia terus berlari, tanpa dia sadari aku mengejarnya. Capek? Iya tentunya sangat capek, namun aku tidak rela untuk mele...