***
Pagi harinya Raka tanpa wajah dosanya tetap jemput gue seperti biasa. Gue cuman bisa pasrah bagimanapun juga ini perintah mama, lebih tepatnya sebuah paksaan.
Jujur aja sejak kejadian tadi malam, gue agak risih aja berada di dekatnya.
Namun, gue sedikit terkejut ketika menemukan memar-memar di wajah Raka, namun gue berusaha untuk tidak peduli. Gue cuman gak mau aja ngasih dia harapan lebih, jujur aja perhatiannya yang berlebihan membuat gue sedikit gak nyaman.
“Pulang sekolah nanti kita jalan-jalan yuk! Kebetulan dekat rumah gue ada stand es krim, lagi pameran besar-besaran.”
“Gak Rak. Pulang sekolah langsung pulang aja.”
Sebenarnya mendengar tawaran dari Raka, hati gue pengen banget ikut, tapi mengingat kejadian tadi malam, tiba-tiba mulut gue langsung mengucapkan kata 'gak'
“Yaudah kalau gitu, nanti gue ke sana. Gue aja yang beli buat lo.”
“Rak.” Tanpa menoleh kepadanya.
“Iya?”
“Bisa gak untuk sekarang lo fokus nyetir aja.”
Setelah itu keadaan kembali hening sampai mobil dia berhenti di pelataran sekolah.
Di parkiran, gue ketemu Deran. Hari ini dia berangkat sendiri dengan motornya, tumben?
Sepertinya Deran mau menuju ke arah gue, namun sebelum itu, gue terlebih dahulu menarik tangan Raka untuk pergi dari tempat itu tanpa menghiraukan keberadaan Deran.Saat sampai di depan kelas ips dua gue langsung melepaskan cekalan gue dari tangan Raka, dan pergi begitu aja menuju di mana kelas gue berada.
Namun di depan kelas gue, kelas mipa dua, ada kak Giro berdiri di sana.Ngapain dia ke sini? Nyari gue kah? Ah masa iya sih!
“Hai kak Giro.”
Kak Giro langsung noleh lalu dia tersenyum kecil, manis banget senyumannya, “Hai.”
“Kak Giro ngapain di sini? Cari siapa?”
Kak Giro nyodorin kantong kresek ke gue.
Dengan polosnya gue terima gitu aja sambil membuka kresek itu, melihat apa yang ada di sana, “Susu kedelai? Buat siapa?”
“Lo.”
“Buat gue? Dalam rangka apa?”
“Gakpapa. Jangan lupa di minum mumpung masih anget.” Setelah mengatakan itu dia pergi begitu aja.
Salah gak sih kalau selama ini gue ngira kak Giro itu suka sama gue? Bukannya gue kegeeran sih, perhatiannya itu seperti perhatian yang di kasih Raka ke gue saat dia masih belum mengungkapkan perasaannya. Gue ngerasa dispesialin sama kak Giro, tapi di sisi lain gue takut kalau tau yang sebenarnya, gue takut kalau kak Giro beneran suka sama gue, karena gue gak mau merasa bersalah ke Silla, cukup kemarin Sera aja yang terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERAN✓ [Completed]
RandomBerjuang sendiri. Itu yang aku rasakan. Ada, namun tak dianggap. Aku memang pacarnya, tapi sikapnya yang dingin membuat aku lelah. Dia terus berlari, tanpa dia sadari aku mengejarnya. Capek? Iya tentunya sangat capek, namun aku tidak rela untuk mele...