GIRO DAN SILLA

838 35 0
                                    

Part ini lebih memusatkan pada kehidupan Giro, Silla, dan Sera.

Selamat membaca🧡

***

Silla memasukkan nasi goreng ke dalam kotak bekal bewarna ungu, setelah itu menutupnya rapat dan memasukkan kotak bekal itu ke dalam paper bag kecil, tidak lupa ia juga memasukkan susu kotak rasa coklat.

Kedua kakinya melangkah untuk mengambil sepasang sepatunya yang ada di atas rak susun tiga. Setelah itu, ia mengambil tas ransel kecilnya,  sambil menenteng paper bag, melangkah menuju keluar dari apartemennya.

Pagi ini ada jadwal kelas Giro, kebetulan Silla juga ada kelas pagi. Cukup hanya dengan jalan kaki dirinya sudah sampai di kampusnya, jarak apartemen dari kampus lumayan dekat.

Kedua sudut bibir Silla terangkat ke atas, membentuk sebuah senyuman kecil, "Kak!" Dengan berlari-lari kecil, Silla menghampiri Giro.

Sementara Giro menghentikan langkahnya ketika merasa namanya dipanggil, ia mendengus pelan saat menyadari pemilik suara itu.

"Nih! Jangan lupa di makan ya!"

"Gak perlu," jawab Giro tanpa menerima paper bag di tangan Silla.

"Gak perlu gimana? Kak Giro kan belum makan. Apalagi akhir-akhir ini kakak sering telat makan, kakak jauh dari keluarga, gak ada yang ingetin makan. Jadi seperti biasa, aku tetep buatin kakak bekal."

Giro menghela nafasnya kasar, harus pakai cara apalagi supaya gadis yang selalu mengganggunya ini jera?

"Denger baik-baik Silla. Gue gak pernah ngerasa kelaparan apalagi telat makan, gue punya cewek, dia yang ngurus gue selama ada di sini."

"Iya tap-"

"Tolong berhenti ganggu gue. Gue cuman mau ngehargain cewek gue."

Silla terdiam, matanya menatap wajah Giro yang menunjukkan wajah serius. Apa sebegitu besar rasa sayang Giro untuk kekasihnya?

"Kalau Lo masih punya harga diri, gak seharusnya lo ganggu cowok yang udah punya pacar."

Deg

Ucapan yang keluar dari mulut Giro berhasil menyayat hatinya. Setelah mengatakan itu, tanpa perasaan Giro pergi meninggalkan Silla yang sudah mulai terisak.

Karena Giro, seorang Silla yang cuek pada apapun bisa cengeng seperti sekarang.

Tiba-tiba seseorang menyodorkan sapu tangan. Tanpa harus menebak, Silla tau siapa itu. Disaat Giro menyakiti dengan kata-kata yang teramat pedas, orang ini yang selalu datang menjadi penolong dan memberikan sapu tangan.

Silla mendongak, ia memaksakan senyumannya menatap kakak tingkatnya yang sangat anggun dan cantik.

Sita menerima sapu tangan bewarna merah maroon itu, "Terimakasih kak." Lalu mengusap air matanya.

"Giro nyakitin kamu lagi dek?"

"Mungkin udah saatnya aku nyerah. Selamat! Kakak pemenangnya."

Kakak tingkatnya itu menyentuh bahu Silla, "Kenapa tiba-tiba?"

"Percuma kak, sejauh apa aku berjuang buat dapetin kak Giro. Endingnya juga tetep gagal. Karena apa? Karena yang namanya perasaan  gak bisa dipaksakan."

"Kali ini Giro pasti kelewatan ya? Maafin Giro ya, nanti aku coba omong baik-baik sama dia."

Silla menggelengkan kepalanya lemah, "Kakak pemenangnya."

"Tina! Ayo!" teriak seseorang gadis yang tidak jauh dari tempat mereka berdua berdiri.

"Dek, aku duluan ya. Aku minta maaf kalau Giro nyakitin kamu lagi."

DERAN✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang