🍒39. HASIL SNMPTN 🍒

784 51 7
                                    

Follow akun ku ya biar tidak ketinggalan notip.

***

Mobil Sita berhenti di tempat parkiran sekolahnya. Gadis yang sudah lengkap dengan seragam putih abu-abu membuka pintu mobilnya, dan keluar dari dalam sana.

Kedua sudut bibirnya terangkat ke atas, ketika mendapatkan Deran berada tidak jauh darinya, cowok itu menyenderkan punggung di mobil sambil terus-terusan menatapnya tanpa ekspresi.

Dan yang paling membuat Sita senang, tidak ada Nina di sana.

Tanpa basa basi lagi, Sita berlari-lari kecil menuju ke arahnya dengan merentangkan kedua tangan, dan happp kini ia sudah berada di dalam pelukan Deran.

"Aku punya kabar baik," ujar Sita ketika sudah melepaskan pelukannya.

Deran mengangkat salah satu alisnya.

"Orang tua aku gak akan lagi ngejodohin aku sama Raka."

Pasalnya setelah kejadian kemarin, orang tua dari Raka sendiri memutuskan untuk membatalkan acara perjodohan sekaligus meminta maaf kepada kedua orang tuanya karena sudah membuat kecewa yang  sudah dilakukan oleh Raka.

"Ada apa?"

Sita menatap ke sekelilingnya, lumayan banyak anak yang berlalu lalang, yayalah ini kan tempat parkiran sekolah.

"Aku akan jelasin, tapi gak di sini. Ayo!" Sita mengenggam tangan Deran untuk membawanya pergi dari tempat itu.

Namun baru beberapa langkah, Sita menghentikan langkahnya, otomatis Deran juga menghentikan langkahnya juga.

"Kok kebalik? Kenapa malah aku yang gandeng tangan kamu? Seharusnya itu kamu, kamu kan cowok!" gerutunya sambil melepaskan genggamannya dari tangan Deran, bibirnya yang dimanyunmkan membuat gadis itu terlihat menggemaskan di mata Deran.

Bukannya mengenggam tangan Sita  sesuai apa yang diperintahkan oleh gadis itu, Deran lebih memilih menyeret tas gadisnya yang masih  melekat di punggung gadis itu, Deran menyeretnya seperti sedang menyeret karung beras. Dan bodohnya Sita menurut saja diperlakukan seperti itu.

***

Silla memasuki kelasnya dengan wajah datar seperti biasanya, mata tajamnya menatap Sera yang sudah duduk di bangkunya, dengan wajah yang ditenggelamkan di atas meja.

Silla berjalan mendekat, menjatuhkan bokongnya di kursi samping Sera, kursi itu milik Sita.

"Tadi malam Sita cerita sama gue. Bener lo-" Silla tidak melanjutkan ucapannya, ia yakin Sera pasti tau apa yang ia maksud.

Sera menegakkan tubuhnya, menatap sahabatnya yang tiba-tiba duduk anteng di sampingnya, "Gak mungkin juga kan Sita segabut itu ngebohongin Lo."

"Gue gak nyangka Ser Lo sebejad itu."

Sera menatap tajam Silla, kedua mata sipitnya mulai berkaca-kaca, "Kenapa Lo juga nyalahin gue Sil? Hah?! Kenapa semua orang menyudutkan gue? Gue cuman butuh semangat dari kalian!"

"Ck Lo sadar gak sih apa yang Lo lakuin itu salah besar!"

"Iya gue tau gue salah!" Sera menggelengkan kepalanya disertai senyuman sendunya, "Tapi gue gak pernah nyesel Sil. Bukannya Lo sahabat gue ya? Seharusnya Lo tau siapa gue!"

"Iya..Lo adalah orang yang berobsesi tinggi. Prinsip Lo, Lo gak mau pernah kalah sebelum perang selesai, Lo akan ngelakuin segala cara agar tujuan Lo tercapai."

Hening

Silla menghentikan ucapannya sejenak. Lalu

"Tapi gue gak nyangka, Lo sejauh ini."

DERAN✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang