***
Malam ini akan menjadi malam terindah bagi umat muslim. Segala sesuatu Sita mempersiapkan untuk menyambut malam takbir.
Dari membersihkan rumah, membantu membuat opor ayam, menata kue kering di atas meja, dan mengisi ampau.
Belajar memasak dari Sera ada untungnya juga, dirinya sekarang sudah bisa memasak sendiri. Ah dirinya lupa, kenapa dirinya menyebut nama wanita itu lagi.
Sejak itu, Sita sudah tidak dengar kabar lagi tentang wanita itu. Terakhir kali dirinya mendapat kabar jika pada tanggal dua Mei kemarin, wanita itu dan Raka melaksanakan akad nikah di Bali. Sebenarnya dirinya di undang, mungkin Raka yang mengundangnya. Namun Sita masih punya akal sehat untuk tidak datang. Sita sudah tidak mau lagi harus berurusan dengan mereka.
"Hei!"
Sita menoleh, melihat Silla yang tiba-tiba datang membawa tiga paper bag.
"Lo ke sini kenapa gak ngabarin dulu?"
"Kenapa?" tanya Silla balik sambil menaruh paper baginya di atas meja.
"Ya gakpapa sih cuman basa-basi doang." Sita melirik ke paper bag itu, "Eh itu apaan?"
Silla mengeluarkan isi paper bag itu, yang beruba kue lebaran.
"Nih dari mama."
"Beli atau bikin sendiri?"
"Kaya Lo gak tau nyokap gue aja."
Sita menganggukkan kepalanya paham, dari dulu mamanya Silla memang tidak pernah membeli kue lebaran, beliau pasti membuatnya sendiri. Dan yang Sita suka, kue buatannya selalu enak.
"Thanks ya!"
***
Suara takbir menyambut dengan indah, di tambah lagi dengan suara petesan menambah keindahan di malam hari ini.
Sita duduk di tepi cendela kamarnya, menatap langit yang di penuhi dengan bintang dan kembang api yang saling bersaut-suatan.
Kedua matanya terpejam, tidak terasa air matanya terjatuh membasahi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERAN✓ [Completed]
RandomBerjuang sendiri. Itu yang aku rasakan. Ada, namun tak dianggap. Aku memang pacarnya, tapi sikapnya yang dingin membuat aku lelah. Dia terus berlari, tanpa dia sadari aku mengejarnya. Capek? Iya tentunya sangat capek, namun aku tidak rela untuk mele...